07. Na : KOH/O/Na/OH/AFe²?

317 52 2
                                    

07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

07. Na : KOH/O/Na/OH/AFe²?

Zidan berdecak kesal. "Sialan," umpat Zidan menanggapi situasi yang membuatnya sisi negatif pada dirinya pun kini keluar membuat cewek-cewek langsung merasa ilfil dengannya.

Karena kesal terus menjadi bahan pembicaraan orang-orang di lapangan ini, akhirnya Zidan pun berjalan cepat menuju keluar gedung SMA Darrielle. Bolos adalah pilihan terbaik baginya sekarang untuk selamat dari bahan omongan orang-orang.

—• [Na] •—

Setelah kejadian bola basket yang membentur dahi Queenna, kini semua orang di lapangan membawa gadis itu ke UKS. Begitu juga dengan Rayyan. Mereka berdua kini dibaringkan di atas brankar UKS oleh para guru yang turut ikut membantu.

"Ini ada apa? Kenapa mereka berdua bisa pingsan berdua begini?" tanya Bu Tika pada murid-murid yang bergerombol di depan pintu masuk UKS.

Ingin menjawab semua itu disebabkan oleh Zidan, namun mereka semua tidak ada berani. Mereka bimbang, tapi ingin bisa membantu Queenna dan Rayyan yang menjadi korban. Apalagi Rayyan yang ditinju tanpa salah apa-apa, itu membuat mereka merasa bahwa Zidan bukan cowok cool yang baik.

"Gimana nih? Kita jawab jujur? Tapi, kalau Kak Zidan tahu kita yang beberkan kejelekan dia gimana?!" bisik seorang siswi yang mula-mula menjadi pemuja ketampanan seorang Zidan pada teman sebayanya.

Temannya spontan menggelengkan kepalanya. "Dari cara dia tadi tonjok Kak Rayyan, itu kasar banget, anjir! Gue nggak mau kasih tahu ah! Takutt! Kalau tiba-tiba nanti gue dipukuli sama Kak Zidan dan teman-temannya gimana? Bisa mati gue!"

Tiba-tiba saja seorang perempuan yang berada dalam kerumunan depan pintu UKS mengangkat tangannya. "Ulah Kak Zidan, Bu!" ungkap perempuan itu mengadu.

"Apa?!" Bu Tika merasa tidak percaya dan ingin mendengar ungkapan itu lagi. Apakah itu jujur atau tidak, Bu Tika harap perempuan itu berkata jujur. "Jangan asal bicara kamu! Kamu bisa saya laporkan karena sembarangan menyalahkan orang lain!" tegas Bu Tika.

"SAYA BILANG, YANG BIKIN SAHABAT SAYA PINGSAN BEGINI ITU KARENA ULAH KAK ZIDAN, BU TIKAA!" tegas perempuan itu membelah lautan manusia untuk berhadapan langsung dengan Bu Tika. Perempuan dengan rambut seperti buntut kuda itu terlihat sangat percaya diri dan pemberani, seolah tiada kata takut pada kamus hidupnya.

Perempuan itu meniup poni rambutnya yang panjang di dekat telinga dengan ekspresi tak kenal rasa takut. "Kenapa? Saya nggak takut sama backingan Kak Zidan. Saya tahu Kak Zidan bisa masuk sekolah ini juga karena orang dalam. Tolong sampaikan ucapan saya ke Kak Zidan, ya, Bu, curang itu bukan hal yang bagus loh. Jadi, gue harap lo cepet-cepet sadar deh! Dari kemarin merem mulu tuh otak."

"Perlu hapalkan nama saya nggak, Bu? Nih nih, hapalin aja, Bu, saya nggak takut," kata perempuan itu menunjuk name tag yang ia kenakan di jas sekolah berwarna merah itu.

MYSTERIOUS NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang