25. Na : MKTM SUZUX "ZEXAS"!

189 24 10
                                    

25. Na : MKTM SUZUXZEXAS”!

Mereka berdua sama-sama tertawa mengisi kesenangan pada waktu senggang yang dimiliki keduanya.

Chiko perlahan berhenti tertawa, mengganti tawanya dengan senyuman menatap langit. "Zay," panggil Chiko.

"Hm?" sahut Zay menoleh dengan senyum cerianya.

"Lo bakalan tetep mau jadi temen gue apa pun yang gue lakukan?" tanya Chiko.

Zay mengembuskan napas panjang seraya beralih menatap langit. "Itu tergantung kamu, Chiko. Kalau kamu ada di pihak yang salah, saya nggak segan-segan berhenti berteman dan mendukung kamu. Tapi, kalau kamu ada dipihak yang benar, InsyaAllah Allah selalu biarkan saya berteman dan mendukung seluruh keputusan kamu."

Chiko terkekeh kecil. "Thank you, Zay."

"No problem," balas Zay.

—• [Na] •—

Dena menaiki kendaraan motor ninjanya yang sejak kemarin dibawa ke mana-mana oleh Dena palsu. Sudah lama tak menduduki jok motor ini, rasa rindu pun muncul. Dena langsung mengambil helm dan mengenakannya. Perempuan itu langsung menaikkan standar motor, lalu melajukan kendaraannya dengan kecepatan normal.

Angin yang berhembus saat dia berkendara membuatnya nostalgia. Dia bersyukur akhirnya bisa memojokkan orang yang nyaris merebut semua hidupnya bahkan sampai berani menghalalkan segala cara untuk meraih keinginannya itu. Pilu terdengar saat mengetahui kenyataan ini, Dena tidak menyangka 'orang itu' bisa melakukan semua ini padanya, padahal dia adalah sosok sahabat yang dahulu kerap menemani Dena bagaimana pun keadaannya.

Saat Dena mau berbelok di pertigaan jalan raya, tiba-tiba beberapa pengendara motor ninja mencegatnya. Dena spontan menaikkan satu alisnya bingung dibalik helm full face-nya itu. Dia ingin cepat pergi karena para pengendara motor ninja ini mengenakan jaket yang sama, artinya mereka semua adalah geng, alias satu kelompok.

"Maaf, kalian siapa ya?" tanya Dena menurunkan standar motornya seraya menatap para pemuda pengendara motor ninja itu bergantian.

Seorang pemuda turun dari motornya, kemudian melepas helmnya, beralih melangkah mendekati Dena. Pemuda itu menyengir seraya manggut-manggut memperhatikan tubuh Dena dari atas sampai bawah.

"Heh, lo cewek yang waktu itu ‘kan? Lo ingat gue siapa, hm?" tanya pemuda itu menudingkan jari telunjuknya pada Dena.

Dena mengerjap tak paham. Dia tidak mengenal dan tak pernah melihat pemuda ini. Karena sejatinya yang pernah melihat pemuda ini adalah Dena palsu itu, bukan Dena yang asli.

"Hah? Maksud lo? Enggak, gue nggak kenal lo," balas Dena menggelengkan kepalanya.

"HALAH! DASAR CEWEK CENTIL!" bentak pemuda itu seraya melepas helm full face Dena secara paksa dan langsung melemparnya saja entah jatuh ke mana.

Ulah pemuda itu membuat rambut Dena yang lurus kini tergerai dengan poni tipis di dahinya.

Pemuda itu menaikkan satu alisnya heran. "Oh? Jadi gitu? Sekarang lo bikin poni sama ngelurusin rambut? Buat apa lo begitu? Biar kita nggak kenal lo, hah?"

"Apaan sih, siapa juga yang niatnya kayak gitu," celetuk Dena. "Ini rambut asli gue! Bukan dibuat-buat! Lo siapa sih? Repot banget ngurusin hidup orang."

"LO YANG SIAPA! LO YANG WAKTU ITU KACAUIN HARI PEMBUNUHAN KITA! ARGI ITU HARUS MATI!"

"Hah?" gumam Dena yang mendengar itu langsung syok. "M-maksud lo?"

MYSTERIOUS NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang