23. Na : GQZOTM EGTM HAXAQ

188 26 21
                                    

23. Na : GQZOTM EGTM HAXAQ

"Teka-teki matematika. X² + 10x - 21. 10 itu jumlah orang-orang jahat yang terlibat dan 21 adalah 2 + 1, hasilnya 3. 3 artinya gue, Dena, Karina, alias tiga perempuan yang sama-sama bernama belakang 'Na'," jelas Queenna berjalan mendekati sosok Queenna palsu yang berdiri di belakang Karina. "Dan lo tau maksud dari X² apa?"

Queenna menggelengkan kepalanya dengan raut wajah gusar.

"Pikir pakai logika. Dalam matematika, X itu 1. X², lihat pangkatnya itu 2, artinya 1 × 1. Lo tau apa itu impostor kan? Yang artinya juga sering kita sebut sebagai 'Musuh Dalam Selimut'. 1 impostor dan 1 Musuh Dalam Selimut. Dua impostor yang punya tujuan dengan cara yang mirip. 1 × 1, kedua angka itu dikali, artinya kemampuan mereka digabungkan. 1 × 1 hasilnya 1. Dengan kata lain, 1 impostor dan 1 Musuh Dalam Selimut ini bekerja sama untuk mencari satu tujuan bersama," imbuh si Hoodie Hijau itu.

Karina menoleh ke belakang menatap Queenna yang tengah bersembunyi di belakangnya itu. "Lo siapa?"

"Lo ternyata bukan Queenna?" tanya Dena menjaga jarak dengan Queenna palsu itu. "Lo bohongin kita semua di sini? Alasan lo apa? Buat apa lo lakukan semua ini?"

Tepat saat itu juga, Argi dan Zay tiba di depan pintu gerbang SMA Darrielle. Kedatangan mereka berdua membuat perhatian murid-murid yang tengah panik teralihkan karena ketampanan kedua pemuda itu. Pemuda tampan berhoodie hitam dengan rambut belah dua, dan yang satunya pemuda jangkung berkulit putih dengan rambutnya yang sedikit bule.

Zay membungkukkan punggungnya sedikit untuk bercermin di spion motor Argi demi merapikan rambutnya yang sedari tadi selama perjalanan rambutnya tertiup angin kencang. Sementara Argi sedang memegang helm full face nya karena beberapa detik yang lalu ia baru saja melepasnya.

"Halah, pakai acara ngaca segala lagi lo, Bule!" celetuk Rayyan dari ruang satpam.

Zay menoleh cepat, lalu menyengir. "Hehehe, penampilan fresh itu harus, Ray. Itu moto saya soalnya. Tampil sebisa mungkin, agar dinilai sebaik mungkin."

"Mau lo ngaca ke kaca segede apapun wajah lo bakal tetep sama aja sih. Nggak mungkin banget setelah lo ngaca tiba-tiba lo berubah jadi Justin Bieber," ujar Rayyan.

"Siapa juga yang bilang saya mau berubah wajah seperti ketampanan Justin Bieber? Nggak juga, soalnya saya mau menjadi diri saya sendiri."

Rayyan manggut-manggut seraya mencibirkan bibirnya.

"Lo bawa itu 'kan?" tanya Argi menatap Rayyan.

Rayyan mengangguk. "Iya, bentuknya yang kayak gue kirimin semalam kan di chat?"

Argi mengangguk. "Ayo," tukas Argi berjalan memasuki gedung SMA Darrielle untuk menghampiri tiga perempuan bernama belakang 'Na' itu bersama Zay dan Rayyan.

-• [Na] •-

"Ngaku sekarang juga, lo itu siapa?" Karina berucap membuat Queenna palsu itu semakin gugup.

Queenna palsu melangkah mundur dengan raut wajahnya yang terlihat kegelisahan sengaja disembunyikan agar dapat meyakinkan Karina bahwa dia tidak berbohong.

"Stop lah main-main, gue muak lo selama ini nyamar jadi gue," kata Queenna berhoodie hijau itu.

"G-gue nggak bohong! Gue beneran Queenna! Lo yang palsu!" kata Queenna mendorong bahu si Hoodie Hijau itu.

Si Hoodie Hijau itu menyeringai. "Udah terbukti siapa yang palsu, tapi masih aja lo nekat bela diri kalau yang asli itu lo? Nggak tau malu lo ya? Masih aja ngeyel, padahal udah kelihatan belangnya dimana."

Queenna tertawa kecil. "Banyak bacot lo, gue nggak peduli apa-apa! Lo yang nyamar jadi gue! Jangan ambil seenaknya hidup orang lain! Lo nggak punya hak untuk menggantikan orang yang sengaja lo bunuh tanpa lo sentuh!"

Karina mengernyitkan keningnya merasa ganjal mendengar ucapan Queenna palsu ini. Queenna berhoodie hijau itu bangkit sembari menyibakkan rambut panjang nan lurusnya ke belakang. Angin berhembus membuat helaian rambutnya terkena angin.

"Gue setuju apa kata dia. Lo harusnya juga paham. Lo nggak seharusnya ambil hidup orang lain, lalu menggantikan dia yang udah lo bunuh tanpa lo sentuh, Dena," ucap Queenna hoodie hijau dengan nada dingin menoleh Dena yang sejak tadi berdiam diri menyaksikan pertengkaran Queenna asli dan palsu.

"Hah? Maksud lo apa sih?" tanya Dena menatap Queenna dan Karina bergantian.

"BENUA AMERIKA (8) + BENUA AUSTRALIA (2) + BENUA AFRIKA (3) + BENUA EROPA (5) = WARNA BENUA AMERIKA," ucap Queenna palsu. "Gue tau, lo pasti sejak kemarin udah tau kalau Queenna dan Karina dapat teka-teki kan?"

Dena menggelengkan kepalanya. "Gue nggak tau apa-apa!"

"Stop bilang begitu, lo malah bikin diri lo sendiri makin dicurigai," kata Queenna palsu itu.

"LO YANG DICURIGAI! BUKAN GUE!" tegas Dena.

Tangan Queenna terangkat melepas wig berambut blonde seperti Queenna itu. Rambut aslinya kini mulai terlihat, rambut hitam dan sedikit mengikal. Queenna palsu itu melepas topeng kulit yang dikenakannya sejak tadi.

"Wah, pakai topeng kulit ternyata melelahkan juga ya, Queen," ujar Queenna palsu itu yang kini wajahnya sudah terlihat, tak lain ialah Dena Zevalethea, yang asli.

Karina dan Dena palsu itu tertegun bukan main melihat apa yang terjadi dihadapan mereka. Mereka sama-sama tidak menyangka selama ini Queenna adalah Dena, dan Kak Chiko adalah Queenna yang menyamar.

Queenna berhoodie hijau terkekeh kecil. "Nice job, Den."

Pintu rooftop tiba-tiba dibuka menampilkan figur tiga pemuda yang baru saja tiba. Zay, Argi dan Rayyan.

Zay menudingkan jari telunjuknya pada si Queenna yang Berhodie Hijau itu. "Loh! Itu kan---"

"Stth, diam dulu lo! Suasananya lagi nggak enak nih di sini!" tegur Rayyan menyenggol bahu Zay.

Zay manggut-manggut mengerti seraya meneguk saliva-nya gugup.

Argi menengadahkan tangannya meminta sesuatu pada Rayyan. Untuk dua detik Rayyan bingung karena Argi tidak mengatakan apa-apa, akan tetapi setelah sadar dia langsung merogoh saku celana, kemudian memberikan sebuah kantung kresek berwarna transparan ke tangan Argi.

Argi berjalan mendekati Dena membelakangi dua Queenna dan Karina. "Lo tau ini apa?" tanya Argi sembari memperlihatkan sebuah benda yang terlapisi plastik dari dalam kantung kresek, benda itu adalah botol kimia berisi Natrium, selembar kertas HVS, air putih dibungkus menggunakan plastik dan sebuah korek api.

"A-apa ini?" tanya Dena.

"Natrium bertemu H²O. Gue tau lo paham soal ini," kata Argi menjawab.

Dena menggelengkan kepalanya kekeh tak ingin memberi tahu apa-apa.

Queenna berhoodie hijau itu tertawa kecil, "udah tau aktingnya jelek, malah sok pura-pura jadi orang lain lalu ambil hidup orang lain sepenuhnya. Pertanyaan gue cuma satu, OTAK LO SEHAT?" celetuk Queenna bertanya dengan nada ketus.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang melemparkan sebuah granat yang mengeluarkan gas penidur dari lantai dibawah rooftop ini. Seketika semuanya menutup mulut agar tidak menghirupnya dan terjatuh pingsan. Memanfaatkan kesempatan yang sedang panik, Dena berlari ke arah munculnya granat itu. Dena menemukan sebuah tapi yang panjang sudah terikat pada pagar rooftop untuk bersedia jika tidak memiliki jalan untuk kabur. Tanpa basa-basi dan menunggu lama, akhirnya Dena turun menggunakan tali tersebut.

Argi berdecak kesal seraya batuk karena menahan napasnya sejak tadi. Pemuda itu berlari menuju pagar rooftop, melihat sudah tidak ada Dena. Dena kabur menggunakan tali yang terikat di pagar rooftop tersambung sampai lantai dibawah rooftop ini. Argi memukul pagar rooftop kesal kesal karena Dena berhasil kabur.

-• [Bersambung] •-

•••

MYSTERIOUS NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang