041 || Hukuman

149 27 7
                                    

Hari ini adalah hari di mana semester baru akan di mulai. Sialnya, Esha malah harus mendapatkan sebuah hukuman di awal semester ini, hanya karena Jeki motor kesayangan Noa itu tiba-tiba saja mati di jalan, dan mereka harus terpaksa menaiki kendaraan umum untuk sampai di sekolah. Sialnya lagi ketika sampai di sekolah, jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh menit, itu artinya mereka sudah terlambat.

Hari pertama sekolah dan langsung mendapatkan sebuah hukuman adalah hal yang baru untuk Esha. Sejak di bangku SD sekali pun, Esha tidak pernah yang namanya mendapatkan hukuman. Baru kali ini, dan penyebabnya adalah motor sialan milik kekasihnya sendiri.

“Udahan ngomelnya, pengang kuping gue denger lo ngomel terus!” keluh Noa saat telinganya mulai terasa panas mendengar sang kekasih yang terus saja mengungkit kesalahannya dan menyumpahi motor kesayangannya.

“Habisnya, ini pertama kalinya dalam hidup gue. Pertama kali. Dan itu semua karena lo sama motor jelek lo itu!” Esha benar-benar kesal. Ia sudah mencak-mencak tanpa peduli dengan Noa yang lelah mendengarkan atau bahkan beberapa orang lewat yang melihatnya mengomel.

“Si Jeki lo itu harusnya di ganti! Udah reyot!” umpatnya lagi melirik kesal Noa yang berdiri di sampingnya.

Keduanya sedang dihukum hormat di depan tiang bendera sampai pelajaran kedua berakhir. Dua jam harus berdiri di bawah sinar terik matahari pagi yang mulai terasa panas.

“Reyot mata lo! Jeki masih ganteng!” sanggah Noa tidak terima motor hitam kesayangannya itu disebut reyot. Menurutnya Jeki masih ganteng dan layak pakai, hanya saja hari ini memang hari sial mereka saja. Dan kebetulan penyebabnya adalah dirinya yang belum sempat membawa Jeki ke tempat servis. Sayangnya Esha bukan menyalahkannya saja, melainkan membawa Jeki ikut serta ke dalam setiap umpatannya itu.

“Ya terus kalau gak reyot apa namanya, heh? Mogok di tengah jalan. Bakal gue maklumi kalau motor lo modelan si Modi. Motor si Agan yang satu itu emang udah renta, lah motor lo? Masih bagus, keluaran terbaru lagi!” Esha bersungut garang, tidak peduli lagi dengan hukuman yang harus ia laksanakan. Memarahi Noa adalah yang utama hari ini.

“Lo jangan samain si Jeki sama si Modi lah, mereka beda!” Noa tidak terima karena Jeki motor gantengnya itu disamakan dengan Modi, motor jaman baheula yang sempat Agan pakai sebelum menggunakan Bajay si motor scoppy.

“Iya beda, tapi reyotnya sama!”

“Lo kok malah rese! Udah gue bilang gue lupa bawa Jeki ke servis bulan ini, kok malah disebut satu spesies sama si Modi yang udah jelas-jelas renta!” Noa menurunkan tangannya yang tadi ia gunakan untuk hormat ke bendera yang berkibar. Ia kini mengikuti gaya Esha yang berkacak pinggang menatapnya kesal.

“Nah terus kenapa lo pake segala lupa segala, hah?!”

“Namanya juga manusia, ya pasti bisa lupa lah!”

“Gue kan udah ingetin lo, kita mau masuk sekolah! Itu artinya lo harus bawa Jeki ke tempat servis dulu!” balas Esha penuh penekanan. Beberapa hari sebelum masuk sekolah Esha memang sudah mengingatkan Noa agar membawa Jeki ke tempat servis untuk pengecekan rutin.

Motor Noa memang bukan motor baheula tapi motor Noa memang sudah dibiasakan di servis setiap bulan. Karena jika tidak motor jenis klx yang diberi nama Jeki itu akan ngambek, seperti hari ini misalnya.

Entahlah ada kerusakan apa di motor hitam itu, tapi yang jelas karena motor itulah dirinya terlambat dan harus menerima hukuman. Walaupun tidak dihukum sendirian, tetap saja Esha merasa kesal. Sudah dibilang ini adalah hukuman sekolah pertama yang ia dapatkan.

Hidden Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang