chapter 24

123 10 0
                                    

Halaman sekolah penuh
dengan para siswa yang
menonton pertandingan
basket antar kelas di
pelajaran olah raga
termasuk juga pasangan
muda yang rupawan itu
yang ikut bermain.

Hanya lan Wangji yang
bermain sedangkan Wei
Wuxian hanya duduk di
rumput menontonnya
bersama geng rusuhnya
dan juga teman sekelas
yang lain mereka semua
memakai pakaian olah raga.

Tim chiliders baru saja
selesai melakukan aksi
pertunjuknanya yang di
ketuai oleh murid kelas 2
she lin dan gengnya rese
berjumlah 16 orang.

itu dan mereka terus
mencari perhatian dari
ketua tim basket sekolah
tapi sosok dingin kaku itu
justru tidak sedikitpun
meliriknya dia hanya
menatap lembut ke arah
luar lapangan dimana ada
sosok sangat cantik yang
tersenyum sangat indah
untuk nya sambil membuat
lingkaran hati di atas
kepalanya dengan gaya
cerianya yang sangat imut.

Kalau saja ini bukan di
sekolah dan ditonton
begitu banyak pasang
mata dia ingin sekali
berlari kesana lalu
memeluk sosok ceria
itu dengan erat dan tentu
saja menghujani wajah itu
dengan ciumannya.

Yang bisa dia lakukan
hanya tersenyum hangat
melihat wajah bahagia itu
yang begitu ceria menatap
ke arahnya ditemani oleh
geng rusuh tapi baik hati.

Dia membuat bentuk
hati dengan jarinya dan
menunjukan kepada
sosok cantik itu yang
langsung menangkap
nya menyematkan ke
dadanya sambil tertawa
ceria.

Pertandingan terus saja
berlansung selama satu
jam sampai peluit panjang
tanda sudah berakhirnya
pertandingan itu dan
di menangi kelas A yang
di pelopori oleh sitampan
Lan Wangji yang datar
dan dingin pada siapa
saja kecuali orang yang
dicintainya.

Tepuk tangan menggema
dari siswa kelas A itu
dan mereka berteriak
senang melihat hasil akhir.

Wei Wuxian duduk diam
hanya tersenyum manis
dia tidak boleh berteriak
apalagi melompat seperti
teman yang lain yang
sangat heboh.

Lan Wangji langsung
mendekati sang pujaan
hati yang duduk ďiam
di pinggir lapangan sambil
tersenyum bahagia.

"Lan zhaan kelas kita
menang, kamu sangat
hebat, aku bangga."

"Mn, itu untuk mu."

Lan Wangji meraih
tangan lentik itu dan
mengenggamnya dia
mengusap lembut pipi
itu dengan satu tangannya.

"Kamu pasti lelah,
minum ini dulu."

"Iya."

Wei Wuxian memberikan
botol minumnya dan
langsung di teguk habis
oleh sòsok tampan itu dan
wajahnya yang berkeringat
di usap lembut oleh sang
istri dengan sapu tangan
biru langit berlogo awan
melayang yang selalu di
bawa oleh Wei Wuxian
kemanapun sekarang ini.

Keduanya duduk santai
di atas rumput hijau di
pinggir lapangan sekolah
setelah selesai bertanding.
sembari berbincang ringan
diselingi candaan ringan
dari sosok cantik itu yang
lebih banyak berbicara
sedangkan sosok tampan
itu hanya mendengarkan
saja tidak membantah
sedikit pun perkataan
sosok yang sangat di
cintainya itu.

Melihat kebucinan mereka
berdua geng rusuh hanya
bisa menyengir lalu lebih
memilih menyingkir dari
pada jadi penonton setia
karena keduanya tidak
peduli tempat jika sudah
bertemu.

Mereka pergi dari sana
setelah memberi ucapan
selamat pada kapten tim
basket sekolah mereka itu.

"Lao gong, nanti kita
makan malam di rumah
ya.. bibi mary hari ini
ulang tahun sekalian kita
menginap disana saja."

symphony spring flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang