chapter 29

103 11 0
                                    

Pengacara liu dan bibi
mary memasuki kantor
polisi dan mereka di
sambut baik oleh kepala
kepolisian negara itu.

Setelah tiga puluh menit
keduanya keluar di antar
ke loby oleh komisaris
polisi itu sampai di depan
mobil dan melihat sampai
mobil itu pergi dan dia
masuk kembali bersama
ajudannya dan meminta
di panggilkan pihak
penyelidik yang sedang
mengintrograsi tersangka
penyekapan itu.

Empat bulan berlalu
prose persidangannya
juga sudah selesai dan
sosok itu mendapat
hukuman tiga tahun
penjara dan di keluarkan
dan juga di balcklist dari
seluruh sekolah yang ada
di negara itu dia tidak
boleh pergi kemanapun
selama lima tahun setelah
keluar dari penjara dan
masa hukuman itu selesai
dia akan jadi tawanan
kota selama lima tahun
kedepan

Selama delapan tahun dia
akan menghabiskan waktu
di negara itu tampa bisa
bersekolah lagi di manapun
tidak boleh keluar negri
di cekal oleh imigarsi di
seluruh dunia selama
lima tahun setelah dia
bebas dari penjara
nantinya.

Nasi sudah menjadi
bubur tidak ada yang
bisa dilakukan lagi dia
menangis bersimpuh di
kaki Wei Wuxian yang
berdiri disamping sang
suami yang merangkul
pundaknya.

"Axian, Wangji maafkan
aku, aku berjanji akan
menjadi orang yang baik,
kedepan dan mengubah
prilaku ku yang buruk."

"Itu bagus, aku sudah
memaafkanmu, tapi
keadilan tetap harus ada,
ini sebagai contoh bagi
orang lain untuk tidak
bersikap seenaknya, ini
bukan hutan rimba, ada
hukum yang harus di
patuhi, oleh siapapun,
berlaku dinegara ini."

"Terimakasih axian, kamu
tidak dendam padaku?"

"Tidak buat apa."

Saat sosok itu ingin
berkata lagi dia di
tarik oleh petugas
berseragam harus pergi
karena waktunya sudah
habis dan akan di bawa
ke penjara wanita yang
berada di pinggir kota.

"Sayang, ayo pergi."

Wei Wuxian melihat
she lin yang di bawa
petugas ke arah kenderaan
tahanan yang sudah
menungu dia menatap
prihatin.

"Ya.. lao gong."

"Ada apa?"

"Dia masih muda, masa
depannya masih panjang,
Tapi kasihan harus berada
di balik jeruji, untuk waktu
yang lama."

"Dia harus menanggung
apa yang sudah di perbuat
nya, ada sebab ada akibat."

"Kamu benar lao gong,
tabur tuai itu ada, maka
nya bersikap baik lah pada
semua, Ayo kita pulang.?"

Lan Wangji meraih
tangan mungil itu lalu
mengenggamnya dengan
erat dan berkata lembut

"Mau pergi cari makanan?
Atau yang lain ada yang
kamu inginkan lao pou.?"

"Makanan.?"

"Iya.. makanan,"

"Aku boleh memilih
sesukaku?"

"Boleh, tapi tidak
berlebihan, tetap ada
batasannya."

Lan Wangji memajukan
wajahnya dia mengecup
pelipis Wei Wuxian yang
berbinar mendengar kata
makanan dan boleh
memilih sesuai keinginan
nya yang selama ini
selalu di protek bibi mary
dan nyonya lan demi
kesehatannya.

"Baiklah, ayo kita pergi
ke pusat perbelanjaan,"

"Mn."

Dua jam mereka
menghabiskan waktu di
pusat perbelanjaan itu
banyak barang yang
do beli mulai dari sepatu
pakaian tas dan lainnya.

Tangan Lan Wangji
sudah penuh dengan
tote bag dari brand dunia
yang terkenal dan berharga
sangat mahal kiri kanan
sehingga dia sedikit
kesulitan dan itu jadi
perhatian sang istrinya
yang super imut itu.

"Lao gong kamu sangat
kesusahan membawanya
berikan padaku beberapa,
aku bisa membawanya."

"Jangan ayo."

"Tidak apa apa lao gong,
ini tidak berat."

"Kamu tidak boleh
kelelahan, itu tidak
baik, bibi mary dan
ibu bisa marah besar
nanti, ayo aku bisa."

"Satu saja yang ini
ringan."

Wei Wuxian memegang
kantong belanjaan dari
brand channel yang berisi
tas kecil untuk handphone
dan dompet.

"Baiklah tapi satu saja."

"Hemn."

Keduanya melangkah
menuju parkiran yang
ada di samping mall besar
itu dan meletakan semua
belanjaan di bagasi dan
mereka keluar dari sana..

Jalanan sedikit lancar
tidak begitu padat dalam
tempo lima puluh menit
mobil super mewah itu
terlihat memasuki mansion
megah keluarga Lan yang
berada di pinggir kota.

"Sayang hati hati
melangkah kamu baik
baik saja."

Lan Wangji memegang
bahu sang istri yang
sedikit sempoyongan
jalannya dia terlihat
khawatir.

"Aku pusing badanku
lemas lao gong."

"Maafkan aku, obatnya
ketinggalan lupa membawa."

"Eehh. tidak, aku juga tidak
ingat, lagi pula kita tadi
hanya sebentar tidak ada
rencana shooping."

"Aku yang salah,"

"Tidak, aku yamg mau
pergi ke mall."

"Ya sudah aku gendong
nanti minum obat dulu
sampai di kamar, lalu
istirahat."

"Hemn."

Lan Wangji membawa
Wei Wuxian masuk dan
meminta pada penjaga
yang berdiri tidak jauh
untuk membawa barang
itu ke lantai atas.

Ketika melewati ruang
tengah lan furen yang
turun dari atas mendekati
melihat Wei Wuxian
dalam gendongan putra
keduanya.

"Axian kenapa? Apa
yang sakit? Tadi baik
baik saja, kenapa begini?."

Dia memegang tangan
kecil itu dan langsung
memberondong mereka
dengan pertanyaan.

"Tidak ibu hanya lelah,
Lupa membawa obat
ketika makan siang
tidak minum."

"Kenapa bisa lupa.?"

"Ibu tadi kami pergi
shooping, tidak langsung
pulang, mendadak saja
axian ingin pergi ke
mall dan di sana lama."

Wei Wuxian menjawab
cepat melihat wajah lan
furen yang mengeras
menatap tajam pada Lan
Wangji dia tidak suka
keteledoran putranya itu
yang biasanya begitu
protektif.

"Wangji yang salah
ibu, tadi wangji yang
mengajak Wei Ying
pergi."

"Zhan err jangan ulangi
lagi, kalau axian kenapa
napa, tuan liu bisa
marah besar pada kita,
ini keteledoran yang fatal."

"Maaf, tidak akan
mengulangi."

"Ya sudah cepat bawa
naik, ibu siapkan obat
nya dulu."

"baik."








Tbc.

symphony spring flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang