chapter reward

141 13 0
                                    

Dua tahun berlalu hari ini
genap lima tahun sudah
kebersamaan mereka tidak
terasa waktu berlalu sangat
cepat tepat di tanggal 10
keduanya pertama kali
bertemu di taman bunga
dengan sedikit insiden
tidak menggenakan dulu
sampai sosok sangat cantik
di rawat ICU seminggu
penuh akibat peristiwa
tersebut.

Meski hari ini adalah
tanggal sepuluh juga tapi
yang akan di ingat adalah
hari keduanya jadian resmi
mendeklarasikan status
hubungan keduanya dulu
di taman golf takala itu
tepat di waktu dan tanggal
juga hari yang sama di
jam yang sama juga dengan
pertemuan mereka dulu

Bahkan keduanya menikah
di tanggal yang sama enam
bulan setelah pertemuan
itu di negara ini di depan
katedral kedutaan negara
tiongkok bertepatan
dengan tanggal sepuluh
yang sangat berarti bagi
mereka meskipun ketika
itu pernikahan mereka
tidak di hadiri kedua
orang tua mereka karena
kabur ditengah malam.

Tanggal sepuluh adalah
tanggal keramat bagi
mereka berdua semua
yang berkaitan dengan
kejadian penting dalam
hidup keduanya semua
jatuh pada tanggal itu
meskipun di bulan berbeda.

Lan Wangji menatap wajah
yang sangat indah masih
tertidur pulas di ranjang
sambil memeluk bantal
dia mendekat kemudian
merendahkan tubuhnya
sedikit mengecup lama
kening putih itu dan
berguman pelan.

"Selamat hari jadi kita
sayang, aku mencintaimu.!"

Mengusap pipi sehalus
kulit bayi itu menekan
ciuman di kepalanya
sedikit dalam dan lama.

Namun sosok itu tidak
terganggu sedikitpun
malah lebih merapatkan
diri tenggelam kedalam
selimut tebal itu menutup
rapat rapat badannya
sambil berguman tidak
jelas.

"Ayo bangun...!!"

Walau tidak ada gerakan
dari sosok itu dia terus
memberi kecupan ringan
di sekitar mata pipi dan
hidung tidak ketinggalan
di bibir mungil merah
merekah itu untuk terus
membangunkan sang istri
yang sangat susah bangun.

Sedikit ada gerakan karena
merasa kesulitan bernafas
dia enggan membuka mata
yang masih sangat berat

"Biarkan aku tidur
sebentar lagi."

"Kita akan pergi ke suatu
tempat, Wei Ying pasti
suka..!."

Lan Wangji berkata
lembut sambil mengatur
bantal yang sedikit
berantakan di atas kepala
sang istri karena terus
bergerak kedalam selimut
menimbun dirinya.

"Pergii..!??."

"Mn, kita pergi.."

Menyentuh tangan sang
istri dan mengecup pelan
menggenggam hangat
menarik selimut yang
masih membungkus
badan mungil itu.

Meski mata itu masih
rapat belum terbuka
namun ada gerakan dia
menurunkan selimut dan
merentangkan tangannya
yang langsung di angkat ala
koala membawa ke dalam
kamar mandi untuk di
bersihkan seperti biasa
sebelum beraktifitas.

Membantu menggosok
gigi karena sosok itu
masih enggan terlihat
masih sulit membuka
mata meskipun sudah
berada di bathtub.

"Sayang kumur kumur
yang benar, buka dulu
matanya."

"Hemmn."

Menyirami kepalanya juga
keseluruh badan lalu
menyabuni menggosok
lembut kulit sangat halus
itu takut sedikit saja dia
kasar akan melukai tubuh
gadis yang sangat di cintai
nya itu dengan segenap
jiwanya tidak peduli walau
pun tubuh itu punya
penyakit yang sangat
mematikan.

juga memberikan shampo
aroma segar kesukaan
sang istri yang di racik
khusus oleh sebuah merk
ternama semua berbahan
alami tampa adanya
pengawet berbahaya yang
berbahan buah asli
dan bunga segar..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

symphony spring flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang