Chapter 1 - New Enemy

2.1K 102 21
                                    

-Riana-

Boleh dibilang kami sedang bermimpi dan boleh dibilang juga bahwa kami sedang berada di negeri dongeng. Tapi itu bagi orang-orang yang punya rasa iri saja, dan semua orang pasti pernah punya rasa iri dalam diri masing-masing. Seperti sekarang ini, tidak semua orang bisa bertemu dengan the boys dengan kejadian tidak diduga-duga seperti kami, dan tidak semua orang berkesempatan untuk bisa mengenal mereka. Hal ini tentunya membuat kami 'serasa' dihujat oleh sebagian fans One Direction di Indonesia.

Kami bukan hanya berkenalan saja dengan One Direction, tapi kami sudah menjadi sahabat. Jika bersama mereka, kami tidak menganggap mereka adalah seorang boyband ternama yang sedang naik daun. Kami hanya menganggap mereka adalah manusia biasa seperti kami yang sering membawa kebahagiaan dan kesialan kepada kami tentunya. Haha I'm so rude !

Mengenal mereka adalah bunuh diri. Kenapa? Karena mereka adalah the boys, laki-laki. Sedangkan kami adalah the girls, perempuan, itu tandanya jika perempuan dan laki-laki saling bertemu dan bersama dalam waktu yang lama, maka secara alamiah akan ada rasa suka atau jatuh cinta. Itulah yang dialami teman kami, Dian Tamara terhadap Zayn.

Mencintai mereka hanya akan membuat hati kita sakit karena tidak bisa memiliki, terutama banyak fangirl yang akan membenci kami, dan kehidupan kami yg sudah tersorot media, yap itulah bunuh diri.

Dian jatuh cinta kepada Zayn bukan sebagai seorang fangirl saja, tapi dia jatuh cinta layaknya seorang Romeo dan Juliet. Kalian tau itu artinya apa? Ya, Cinta terlarang.

Dian sempat bercerita bahwa Dian sudah tidak sanggup membendung perasaannya itu, dan jika melihat Zayn hatinya selalu sakit. Maka jika bersama the boys adalah beban bagi dian, kami rela membatalkan shooting dengan mereka.

"Jadi gimana dong Di?" Aku bertanya pada Dian sambil merangkul pundaknya, dia sedang tertunduk lesu dipojokan kasur.

"Gatau deh, Ri. Perasaan aku lagi gak karuan banget" jawabnya.

Aku menoleh kearah Lili dan Ola. Mereka hanya menggeleng dan menghela nafas.

"Yaudah Di, aku gak maksa kalo kamu gak mau ikut, kita juga gak akan ikut. Oke?" Aku mengelus rambutnya, dan dia menggeleng cepat.

"Engga, engga, jangan karena aku kalian gajadi ikut shooting sama the boys ke Floating Market! Jangan!"

"Terus? Kalo kamu ketemu Zayn, ntar kamu makin sakit hati loh, terus mood kamu jelek. Kita gak mau mood kamu jadi kaya gitu" kata Lili.

Dian berdiri dikasur dan tertawa pada kami semua "Hahahaha!! Jangan konyol ah! Sampai kapanpun kita berempat cuma bisa bersahabat dengan mereka! Yuk, siap-siap jangan ngedown terus!!!"

"Lah, orang yang ngedown itu kamu kan tadi?" kataku sambil berlalu mengambil koper.

"Ya, mau bagaimanapun aku gak bisa bohong kalo aku jatuh cinta sama Zayn, tapi mau sampai kapan aku harus ngedown gara-gara aku gabisa ngungkapin perasaan ini? Life must go on. Zayn bukan akhir dari hidup!" kata Dian mencoba menghibur dirinya sendiri.

"Ya, ya terserah dah." Jawabku.

"Lagian ini kesempatan langka loh, gak ada orang yang bakal seberuntung kita!" kata Dian menghibur diri.

Kami semua akhirnya bersiap-siap untuk persiapan shooting video klip One Direction di Floating Market Lembang. Kami kesana membawa baju-baju, sepatu, dan peralatan... *ehm make up, untuk kebutuhan shooting.

Semua barang yang kami perlukan dimasukkan kedalam satu koper besar berwarna biru milik Dian, kami sedang berada dirumahnya Dian karena semalam kami sudah janjian untuk kumpul disini sebelum keberangkatan shooting yang telah ditentukan.

Terjebak Bersama The Boys 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang