Chapter 34 - Letters

520 62 17
                                    

-3 hari kemudian-

-Riana-

Sudah tiga hari berlalu semenjak pulangnya Zayn ke Bradford. Tidak ada satu pesan atau telepon pun yang sampai pada kami. Kami semua menunggu dalam kekhawatiran. Kami menebak-nebak apakah Zayn berhasil membujuk kekuarganya untuk bisa membiarkan Zayn menjalani keinginannya, atau kah keluarganya tetap memaksa Zayn untuk berhenti dari dunia musik?

Ternyata keadaan semakin memburuk seiring Zayn pergi meninggalkan kami di rumahku.

"Aku udah gak niat buat traveling lagi" kata Harry ditengah makan siang bersama.

"Bukannya salah satu alasan kamu tetap tinggal di Indonesia karena kamu pengen traveling? Kita masih dipulau jawa loh.. Belum kemana-mana" timpalku padanya.

"Aku jenuh" katanya.

"Ayolah Harry.. Tahan sebentar" Niall merayu.

"Aku jenuh kita gak bisa kemana-mana. Mendekam dirumah terus dan ya..." kata Harry lagi.

"Maaf kita gak bisa berbuat apa-apa. Kita berempat juga bingung gak ada rencana liburan lagi" kata Dian.

Kami semua terdiam beberapa saat tanda berfikir. Tapi tidak ada satu pun pendapat yang keluar dari mulut masing-masing. Hanya ada suara dentingan antara sendok dan piring yang meramaikan acara makan siang ini.

"Orang tua kamu kapan pulang?" tanya Liam padaku setelah dia selesai menghabiskan makanannya.

Aku meneguk air mineral sebelum menjawabnya.

"Senin, dua hari lagi"

"Wah.. Sial. Kita harus kemana lagi"

Aku mengangkat bahu.

"Aku ada ide" kata Lili. Kami semua menoleh padanya.

"Gimana kalau kita malam minggu ini keliling bandung. Kita wisata kuliner. The boys belum pernah nyicipin kuliner disini kan?" tanya Lili dengan mata berbinar.

"Ku.. Li... Ner...??" reaksi Niall dramastis sambil membuka matanya lebar-lebar.

"Wah boleh juga tuh" Louis setuju.

"Baiklah kita pergi dari sore ya.." timpal Lili.

"Siiip" the boys menjawab serempak.

Kami semua pun berdiri dari kursi meja makan dan merapatkan kembali kursi meja makan seperti semula. Sementara The boys berjalan ke ruang TV, the girls membersihkan gelas dan piring kotor.

Tak berapa lama aku mendengar ada suara bel dari depan rumah.

"Ada tamu?" tanya Ola setelah selesai mencuci piring.

"Aku.. Gatau..." jawabku ragu.

Aku berjalan meninggalkan dapur dan melewati the boys yang sedang menonton acara National Geographic di ruang TV.

"Siapa yang datang?" tanya Niall ketika melihatku melewatinya.

Aku mengangkat bahu lalu memanjangkan leherku didepan jendela ruang tamu. Bermaksud untuk mengetahui siapa yang datang.

Tukang pos?

Dengan bingung, aku berjalan mendekati pintu dan membuka kuncinya. Berjalan melewati halaman dan membuka pagar rumahku.

"Dengan Riana Olivia?" tanya tukang pos tersebut.

"Iya?" jawabku bingung seolah bertanya.

"Ini ada surat, tanda tangan disini" tukang pos tersebut memberikan pulpen.

Terjebak Bersama The Boys 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang