Chapter 19 - Care

675 75 17
                                    

-Riana-

"Hoaaaahmm" aku menguap dengan kencang.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku pada Lili yang baru selesai mandi. Dia menggosok-gosok rambutnya dengan handuk tanda baru selesai keramas.

"Jam 09.00 buruan bangun. Kita sarapan bareng di bawah"

Aku menurunkan kakiku dari kasur hingga nenyentuh lantai dan duduk di tepi kasur. Mengumpulkan nyawa yang sempat hilang karena begadang semalam.

"Ola sama Dian mana?" tanyaku setelah melihat kasur mereka sudah rapi.

"Dian lagi mandi, Ola.. tadi dia buru-buru pergi jam 07.00 mau olah raga katanya" Lili mengambil hair dryer dan menyalakannya.

Aku mengangguk. Berjalan mendekati Lili dan mengambil Handphone-ku yang di taruh diatas meja rias.

"Aku udah lama gak buka sosmed semenjak kita liburan semester" aku membuka password HPku sendiri sambil berjalan kembali ke kasur dan duduk di tepiannya.

"Semenjak kita kenal sama the boys, follower aku bertambah terus dari setahun yang lalu" lanjutku.

"Sama, aku jadi ga bisa bebas berekspresi. Kayaknya lebih enak jadi orang biasa yah dari pada jadi public figure." Timbal Lili seraya menekan tombol off hair dryer-nya.

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dan Dian keluar dari kamar mandi.

Lili berjalan mendekati pemanas air untuk membuatkan kami teh di pagi ini. Sementara Dian menyalakan televisi untuk meramaikan suasana. Sekarang masih jam sembilan dan aku belum mau melangkahkan untuk mandi.

Aku lebih tertarik untuk mengecek apa yang sedang terjadi di dunia melalui trending topic di twitter selama kami berempat berlibur.

Tak berapa lama aku melihat kabar mengejutkan yang menjadi trending topic hari ini.

"Guys..." kataku pelan, mataku terbelalak tak mempercayai apa yang sedang aku baca.

"Kenapa?" tanya mereka bersamaan.

"Rumor the boys hilang udah jadi trending topic barusan" aku memperlihat tampilan twitterku kepada mereka berdua, meski aku tahu mereka berdua tidak dapat melihat jelas karena jarak kami bertiga berjauhan.

Lili berjalan mendekat meninggalkan teh panasnya. Dian duduk disebelahku. Mereka mengintip layar Handphone-ku secara bersamaan.

"Serius?!" Dian terkejut

"Aku kira the boys ngomong kayak gitu cuma main-main" Lili tak kalah terkejut.

"Aku punya feeling gak enak nih." aku bergumam. Kami bertiga langsung diam dalam sekejap.

Bagaimanapun ini adalah buruk. Aku tidak bisa diam saja melihat para fans 1D berkoar-koar dalam kesedihan mengetahui idolanya hilang karena tidak ada kabar kepada manajemen. Aku juga merasa tidak enak disaat seharusnya mereka pulang, tapi mereka malah main bersama kami. Aku takut jika semuanya mengetahui the boys sedang bersama the girls, the girls akan di masukan ke dalam penjara karena kasus penyelundupan selebriti.

Aah tidak, tidak. Aku tidak ingin masa depan kami berempat terganggu karena harus berurusan dengan mereka. Bagaimana pun juga kasus ini tidak lah main-main. Kasus ini melibatkan manajemennya. Melibatkan orang tuanya, melibatkan fansnya, melibatkan negaranya atau bahkan sampai melibatkan dunia?

Nafasku menjadi memburu. Aku bisa membayangkan hal buruk akan terjadi pada kami semua nantinya.

Aku membawa tanganku ke rambutku dan menjambaknya pelan. Aku berfikir dalam-dalam.

Terjebak Bersama The Boys 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang