-Harry-
Aku dan Ola berjalan menuju kolam renang. Kami memilih tempat ini karena tidak tahu lagi harus berbincang dimana mengingat sekarang sudah mendekati subuh. Udara agak dingin, beruntung aku dan Ola mengenakan sweater pagi ini.
"Yuk duduk disana" Ola menunjuk suatu kursi yang ada di pinggiran kolam renang. Aku mengekornya dibelakang sambil berjalan menunduk karena takut terpeleset.
Kami berdua duduk dikursi yang berbeda. Pagi ini bintang masih terlihat jelas. Aku menengadahkan kepala ke langit dan membuka pembicaraan.
"Jadi.. Kamu mau bicara apa?" tanyaku padanya.
"Hmm.. Kayaknya aku harus minta maaf sama Louis dan Riana"
Aku langsung menoleh ke arahnya.
"Hmm?" dahiku mengerenyit.
"Ya.. Karena aku pikir kita gak ada hak buat nuduh mereka berdua. Kita sendiri belum lihat apa isi draft-nya kan? Lagian ini bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan" lanjutnya.
Aku menghela nafas.
"Terus kenapa kemarin kamu main tuduh?"
"Aku.. Aku terbakar api cemburu, Harry. Kamu pasti tahu rasanya cemburu. Bikin kita buta"
Aku menatap wajah Ola yang kebingungan. Dia mengangkat kakinya ke atas kursi dan memeluk kedua dengkulnya. Aku berjalan mendekatinya dan duduk disebelahnya. Bermaksud ingin menenangkan hatinya.
"Sebenarnya aku gak tahu apa yang terjadi. Coba deh ceritain biar aku paham" kataku sambil menatap bulan yang sedang tertutup awan.
-Riana-Aku berjalan cepat bersama Louis menuju kolam renang hotel. Aku tak ingin ada satu pun pembicaraan mereka yang terlewat.
"Mereka lagi jalan kesana tuh" kata Louis menunjuk Ola dan Harry yang sedang berjalan menuju kursi di pinggiran kolam.
"Kita.. Kita harus kemana? Kalau kita jalan dan masuk kedalam ntar bakal keliatan?" tanyaku.
"Yaudah kita menyelinap aja di belakang tanaman, dan muter kesana supaya bisa berada di belakang mereka" katanya memberikan ide.
Aku mengangguk tanda setuju dan mulai mengendap-endap dibelakang tanaman bersama Louis.
Aku tidak tahu harus berkata apa jika Harry dan Ola tahu apa yang kami berdua lakukan. Tapi ini terpaksa dilakukan agar aku tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Langkahku terhenti ketika melihat Harry berjalan dan duduk disebelah Ola di satu kursi yang sama.
"Ri?" Louis menepuk punggungku.
Dia tahu mengapa langkahku bisa terhenti, sebagian dari diriku tidak ingin Harry duduk dekat-dekat dengan Ola di pagi yang dingin seperti ini.
Dengan senyumnya yang ramah, Louis memberikan tangannya padaku dan menuntunku didepan agar langkahku tidak terhenti lagi.
....
Akhirnya kami pun sampai di belakang kursi mereka. Percakapan mereka terdengar cukup jelas karena pagi-pagi jam 3 seperti ini masih sangat sepi. Jalanan pun sepi, tidak ada suara kendaraan yang lewat yang mengganggu pendengaranku.
-Harry-"Jadi.. Seperti itulah awalnya aku menuduh Louis suka sama Riana" kata Ola setelah selesai memceritakan padaku apa yang sudah terjadi antara dirinya dengan Silva.
"Wajar kan aku cemburu?" dia menatapku dengan tatapan yang mengkhawatirkan.
"Ya.. Wajar kamu cemburu karena Silva nyatain perasaan ke Louis didepan kamu" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Bersama The Boys 2
Fanfiction"Bagaimana jika diantara persahabatan kami yang sudah terpupuk selama ini bersama The Boys, dihancurkan oleh satu orang yang iri dengan kedekatan kami??" [Buku ini adalah buku kedua dari Terjebak Bersama The Boys. Cerita ini menghadirkan tokoh baru...