Chapter 20 - Worse

589 72 8
                                    

-Ola-

"Care? Ooh.. ah iya, kamu pasti care sama aku.. sama the girls, sama.. the boys-"

"Bukan gitu" Dia memotong ucapanku.

"Tapi...?" terus terang aku bingung.

"I really care about you, because I have something about my feeling that I can't describe to you. Only you"

.....

"Only you... Only you... Only you..." Perkataan Louis di taman tadi masih terngiang di telingaku. Inikah rasanya jatuh cinta? Ah jangan secepat ini menyimpulkan. Louis kan kelihatannya tertarik sama Silva? Tapi kenapa dia care sama aku? Aku tidak menyangka seorang Louis Tomlinson menyimpan perhatian padaku sampai-sampai dia tidak ingin aku salah paham..

"OLAA!!!!!" The girls berteriak memanggilku.

"A-A-A-APAA??" Aku terbangun dari lamunanku.

"Kamu kenapa sih? Sejak pulang dari olah raga pagi kayak orang kesambet gitu?" tanya Lili sambil memberikanku sebuah amplop. "Nih buat kamu" lanjutnya.

Oh, benar. Mereka belum tahu kejadian yang sebenarnya.

"Kyehehehe maaf" aku membuka amplop yang diberi oleh Lili.

"Apa ini? Ah.... Tiket?" aku membaca tulisan demi tulisan yang tertera di tiket itu. "Demi.. DEMI LOVATO?"

Aku menatap the girls.

"Ti-tiket gratis buat nonton Demi Lovato??"

Mereka bertiga mengangguk dan tersenyum mantap. Mereka benar-benar sahabat yang baik, mereka tahu aku sangat menyukai Demi Lovato, dan dengan mudahnya mereka mendapatkan tiket lalu memberikannya padaku? Aku bersyukkur berkalilipat pada Tuhan Yang Maha Esa atas hari ini . . .

Aku membanting diriku kekasur dan menatap langit-langit. Memejamkan mata sambil memeluk erat tiket yang ada di dadaku. Aku ingin bertanya pada mereka darimana mereka mendapatkan ini, tapi alangkah lebih baik aku memejamkan mata sejenak. Aku kekurangan tidur semalam..

-Dian-

"Ola lansgung tidur tuh" Lili menyikutku.

"Ya.. maklum dia lagi berbahagia. Bisa dapet tiket gratis nonton idolanya Demi" jawabku sambil menggelengkan kepala melihat Ola tertidur begitu cepat.

"Yuk guys sarapan. Udah jam sepuluh" Riana mengingatkanku. Benar juga, kami sudah janjian dengan the boys untuk sarapan bersama.

"Terus Ola gimana? Mau di bangunin?" tanya Lili.

"Jangan.. kasian. Ntar aja kita pesenin makanan buat dia kalau udah bangun" jawabku.

"Okay"

Kami bertiga berjalan keluar kamar dan menuju ruang makan yang berada dibawah.


-malam hari-

"Kita harus pulang sekarang" aku memberi instruksi setelah mendengar semua penjelasan dari Ola tentang Louis dan Silva.

"Tapi kita mau kemana? Kita belum ada tujuan. The boys emang udah ada?" Lili panik.

Aku mengambil tasku yang aku simpan didalam lemari dan menaruhnya diatas kasur, berjalan mundar-mandir memasukan barang yang sekiranya milikku kedalam tas. Kita harus bergerak cepat.

"Aku belum tau. Yang jelas kita harus menjauh, aku yakin sebentar lagi bakal banyak yang nyariin the boys ke daerah sini soalnya Louis kan nge post di path dia ke Green Canyon" jawabku sambil memasukkan barang kedalam tas.

Terjebak Bersama The Boys 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang