-Harry-
Aku berjalan mengekor di belakang Riana. Setelah sampai di taman hotel, langkahnya terhenti dan dia segera membalikan badannya ke arahku. Aku bisa melihat guratan kekecewaan ada di wajahnya, meski sinaran dari lampu taman tidak begitu jelas memperlihatkan wajahnya.
Aku menggaruk kepalaku.
"Jadi, kenapa kamu gak ketuk pintu kalau mau sekedar balikin beanie?" tanyaku.
Dia menyilangkan kedua tangannya di dada, dan memalingkan mukanya.
"Karena aku cukup sibuk untuk dengerin kalian yang lagi sibuk dengan perdebatan kalian"
"Jadi, kamu denger semuanya?"
Dia menoleh ke arahku "yep"
-Riana-
"Ri-"
"Ada lagi yang mau kamu sampein?" aku memotong perkataannya.
"Gini deh, aku udah denger semuanya dari awal.. aku gak butuh kamu jelasin apa-apa. Sekarang kasih waktu buat aku dan the girls kemas-kemas. Supaya kalian bisa melaksanakan rencana yang udah kalian susun jauh-jauh hari" lanjutku. Dia menggigit bibirnya menjadi garis, matanya yang biasa berwarna hijau kini berubah hitam karena pupil yang membesar.
"Aku gak maksud buat ninggalin kalian gitu aja"
"Aku ngerti, aku harus masuk. Barang aku ada di kamar"
Aku hendak berjalan dan dia malah menghadangku.
"Apa lagi?" tanyaku dengan nada menantang.
"Kalian pernah punya niat buat hubungin Annie?"
"Iya, aku akui aku emang punya rencana ngasih tau Annie dimana kabar kalian. Tapi aku mengurungkan niat dan aku gak jadi ngomong ke Annie." jawabku meski tau ini beresiko.
"Kenapa kamu punya niat mau ngomong ke Annie?" wajahnya berubah serius dan dia menyentakku.
"Ya... karena aku pikir, ini gak baik."
"Apanya??"
"Rencana kalian itu udah jadi musibah bagi fans kalian, dan itu udah jadi tranding topic. Berita kalian udah tersebar, dan kalian tahu siapa yang paling bertanggung jawab atas ini?? KAMI THE-GIRLS" aku menekankan nada di kalimat terakhir.
Matanya terbelalak dan dia maju selangkah mendekatiku.
"Oh, bagus. Bagus !" dia terlihat marah.
"Kalian emang udah punya niat lapor rupanya. Kalian perempuan ternyata gak bisa jaga rahasia yah. Selalu comel"
"Harry a-"
"Gak salah dong kalau aku punya rencana mau kabur dari kalian nanti di konser Demi? Dan kami juga gak salah dong kalo kamu DENGER pembicaraan kami di kamar. Malah bagus. Kamu jadi gak jadi ngomong ke Annie kan?" Pekiknya.
"Rahasia? Gak bisa jaga rahasia? Haha. Becanda kamu. Gimana mau jaga rahasia kalau kalian aja ga cerita tentang rencana ini? Sejak kapan kamu mau cerita? Kalau bukan karena permainan ToD kemarin kalian gak akan pernah mau cerita kan?" aku membela diri.
"Oh, kalian main kembang api ternyata emang udah ada rencana bikin kita cerita?" dia meninggikan nada suaranya dan maju lagi selangkah.
Aku mendongakan kepala untuk bisa menatap matanya. Jarak kami hanya tiga langkah, dan dia terlihat sangat marah dari jarak sedekat ini.
Dia semakin tinggi saja rupanya. Aku ingat setahun yang lalu dia tidak setinggi ini.
"Iya. Puas?" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Bersama The Boys 2
Fanfiction"Bagaimana jika diantara persahabatan kami yang sudah terpupuk selama ini bersama The Boys, dihancurkan oleh satu orang yang iri dengan kedekatan kami??" [Buku ini adalah buku kedua dari Terjebak Bersama The Boys. Cerita ini menghadirkan tokoh baru...