-Dian-
Satu jam berlalu semenjak kepergian the boys bersama Annie dan Silva. Aku menatap meja makan dan berdiri sambil memutar kembali ingatan yang pernah kami buat selama di meja makan. Aku ingat ketika Niall sedang memakan sereal buatannya, dari belakang aku tiba-tiba mengagetkannya dan seketika sereal Niall tumpah lalu dia menangis dan bilang bahwa aku telah tega membuat Niall kehilangan sarapan paginya, lalu dia mengurung diri di kamar selama beberapa jam. Aku meminta maaf pada Niall sebanyak 5 kali, akhirnya dia mau tersenyum kembali setelah aku sogok dengan pizza.
Pandanganku sekarang beralih menuju ruang TV, aku berjalan kesana dan berdiri mematung. Masih teringat jelas banyak kejadian dan kenangan yang telah terjadi di ruang TV in. Salah satunya yang paling membekas di otakku adalah ketika aku sedang tak sengaja berjalan melewati ruang TV, aku melihat Zayn sedang asyik senam mengikuti instruktur di TV, tiba-tiba Harry datang dari belakang lalu menyikut dengkul Zayn dengan dengkulnya Harry, kemudian Zayn kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur ke depan kepalanya membentur meja, Zayn pundung dan enggan diajak berbicara oleh kami semua selama dua hari sampai luka benjol di keningnya hilang.
Aku tersenyum, mengusap meja kayu yang pernah membuat Zayn benjol. Tanpa sadar pipiku mulai panas. Air mataku mengambang di sudut mataku
Bagaimana bisa aku melupakan mereka dan membiarkan mereka pergi begitu saja dengan cara seperti ini?
Bagaimana mungkin aku tidak menangis saat mereka pergi begitu saja?
Dadaku sesak dan terasa ngilu, kami semua rela di benci the boys karena kami ngin the boys segera pulang. Aku yakin inilah yang terbaik untuk mereka. Tanpa sadar aku masih merasakan kehangatan yang the boys berikan diseluruh ruangan ini.
Aku masih bisa merasakan ruangan bergema karena suara tertawa mereka. Aku masih bisa merasakan harum tubuh mereka yang sangat maskulin dan sejuk memenuhi ruangan ketika mereka baru selesai mandi, dan seketika air mataku terasa sudah jatuh.
Aku merindukan mereka...
"Dian?" Ola menyapaku dan mengusap pundakku dari belakang. "Masih sakit?" tanyanya padaku. Aku mengangguk, cengkraman Harry masih terasa sakit di sekitar pundakku.
"Ola...!!" aku memeluk Ola dan menangis dibpundaknya, air mata hangatku membasahi bajunya. Dia mengusap punggungku sementara aku terisak-isak karena begitu merindukan the boys.
-Ola-Setelah menenangkan Dian yang menangis tersedu-sedu, kami berdua duduk di kursi sofa ruang TV. Aku menghela nafas dan membuka buku catatan milik Louis selembar demi selembar. Tulisan tangannya tidak bagus namun rapi dan mudah untuk dibaca.
Beberapa menit yang lalu sebelum aku bertemu Dian di ruang TV, aku ke kamar tamu untuk membereskan kamar yang telah ditinggalkan the boys, aku menemukan buku catatan kecil milik Louis di pojokan kasur. Aku tidak tahu kenapa Louis membiarkan buku catatannya tertinggal di pojokan kasur begitu saja, atau mungkin memang tidak sengaja tertinggal?
Dian menyandarkan kepalanya di pundakku sambil matanya mengintip isi buku catatan lagu milik Louis. Aku tidak peduli jika aku disebut lancang, aku hanya ingin tahu apakah benar Louis membuat lagu tentang kami berempat? Jawabannya adalah ketika aku mencapai halaman selanjutnya. Mataku terkunci di sebuah judul yang Louis tulis dengan tinta biru..
'Girls'
Aku tersenyum, dan menutup kembali rapat-rapat buku catatan tersebut.
"Loh, gak di baca?" tanya Dian keheranan.
"Enggak, kalau kita lancang baca lagu buatan Louis tentang kita, ntar feel nya gak dapet. Jadi aku biarkan isi dari buku ini menjadi misteri, meski aku udah liat semua judulnya, tapi gak ada satu lirik pun yang aku baca dari buku ini..." aku tersenyum dan menyimpan buku tersebut di meja ruang TV. Aku berniat akan mengirimkan ini lewat paket besok siang. Aku akan mengembalikannya pada Louis, dia pasti sangat membutuhkan buku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Bersama The Boys 2
Fanfiction"Bagaimana jika diantara persahabatan kami yang sudah terpupuk selama ini bersama The Boys, dihancurkan oleh satu orang yang iri dengan kedekatan kami??" [Buku ini adalah buku kedua dari Terjebak Bersama The Boys. Cerita ini menghadirkan tokoh baru...