-Zayn-
Aku menatap Silva dalam-dalam, berharap dia segera menjelaskan sesuatu sebelum kami semua mengintrogasinya dengan paksa.
"Guys?" tanyanya sambil melambai lemah kepada kami berlima.
"Kemana aja kamu?" tanyaku ketus.
"Engga, kemana-ma-"
"Turun dari taksi habis dari mana?" tanyaku lagi.
"Haah?" Silva menatap kami semua seolah tidak tahu apa-apa.
"Bener kamu ketemu sama agency kamu?" tanya Louis.
"Itu, iya sih engga... eum.." katanya sembari menunjuk kesegala arah tanda gugup.
"Sebaiknya kita masuk deh, kita bicarain baik-baik didalem" kataku, menggiring Silva dan the boys masuk.
Setelah semuanya masuk, Silva didudukkan di Sofa dan kami berlima berdiri dihadapannya. Dia tampak ketakutan dan kebingungan. Matanya melirik kesana-kemari menghindari tatapan kami.
"Sekarang, jelasin sebenernya kamu dari mana. Jujur aja" kataku sambil menyilangkan kedua tanganku didada.
"Iya, aku abis ketemuan sama agency periklanan aku, udaaah???!!" jawabnya ngotot.
"Kenapa ngotot? kami disini gak nindas kok" kataku lagi.
"Kalian kaya yang mau menyudutkan aku, tau ga?"
"Kenapa bisa punya pikiran kaya gitu? sebentar lagi Annie datang. Kalau masalah ini sampai kedengeran dia, bisa gawat"
"Kenapa?" tanyanya sambil melirikku dari atas sampai bawah.
"Karena Annie perwakilan dari manajemen. Gausah ngalihin topik. Beneran kamu tadi ketemu agency kamu?" tanyaku, Silva terlihat gugup dan mulutnya terbata-bata.
"Kalian kenapa keroyokin aku gini sih? Aku punya salah?"
"Silva, jujur apa susahnya?" Tanya Louis. Louis berjalan maju beberapa langkah untuk meladeni Silva. Tangannya disilangkan di dada dan menatap kebawah dimana Silva sedang duduk gelisah di sofa
"Aku udah jawab, emang gak keliatan jujur?!!"
"Kalo jujur kamu gausah menghindar dan ketakutan gitu"
"Aku gapernah bilang aku menghindar dan ketakutan!!! Louis udah deeh!"
"Kenapa udah? Kamu ga suka aku tanya kaya gini? Berarti ga jujur kan?"
"Iiihhh ! Apa sih yang mau kalian bicarain?!"
"Silva, kita semua ga percaya kamu dari agency periklanan. Kalo pun iya, kenapa aku nyium bau alkohol saat kamu pertama kali dateng?!!"
"Terus?!!! Masalah buat kalian?"
"Iya, ini masalah. Karena kita udah nuduh the girls yang enggak-enggak karena ketidakjujuran kamu"
"Kenapa jadi aku yang nanggung kesalahan kalian? HAH?"
Louis pun diam, dia sudah kehabisan kesabaran untuk beradu mulut dengan Silva.
"Aku mau pulang aja deh!" Silva berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. Liam menarik tangan Silva dan mendudukannya secara paksa di sofa.
"Lepasiiin iiiih aku mau pulaaang!!!" teriaknya seakan-akan dia menjadi korban. "Liaaaam!! let me gooo!!"
"Kami gak bisa biarin kamu pergi gitu aja, coba kasih tau yang sesungguhnya kamu pergi kemana?" tanyaku, dan Liam dengan tangan kekarnya masih menggenggam Silva erat, tidak membiarkannya kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Bersama The Boys 2
Hayran Kurgu"Bagaimana jika diantara persahabatan kami yang sudah terpupuk selama ini bersama The Boys, dihancurkan oleh satu orang yang iri dengan kedekatan kami??" [Buku ini adalah buku kedua dari Terjebak Bersama The Boys. Cerita ini menghadirkan tokoh baru...