-Niall-
Aku masuk ke dalam ruangan dan membanting pintu dengan sangat keras. Meninggalkan mereka berempat berdiri diluar agar mereka mau berfikir bahwa aku tidak main-main...
"Niall!!!" Harry berteriak dari luar.
"Beri waktu dia sendiri, maklum hari ini hari kelahirannya jadi dia agak sensi" kata Zayn.
Setelah beberapa detik aku tidak mendengar lagi suara mereka, mungkin mereka sudah pergi menjauh dari ruangan ini. Aku mencoba mengatur nafasku untuk menghilangkan rasa kesal di dadaku yang menggondok.
Aku berjalan dan membanting diriku ke kursi sofa agar aku bisa merelaksasikan diriku. Mataku menyapu seluruh ruangan ini, betapa aku sedikit merindukan ruangan ini. Ruang pertama kali aku dan the boys menjalin kedekatan dan saling memperkenalkan diri.
Mataku tertuju pada satu map kuning yang tergeletak di meja, aku tidak mengingat milik siapa map itu, aku agak sedikit membungkuk untuk bisa meraih map itu dari pojokan meja. Di bagian paling depan map kuning tersebut aku melihat ada nama Annie tertulis sangat jelas. Map ini adalah milik Annie, mungkin tertinggal saat kami tadi buru-buru masuk menuju ruangan Mr.Richard.
Dengan penasaran, aku membuka map tersebut, banyak terdapat surat-surat berharga yang aku sendiri pun tidak ingin membacanya. Aku terus melihat lembar demi lembar surat tersebut, aku membaliknya tanpa membacanya. Aku menjadi teringat kembali tentang surat yang the girls kirim pada manajemen. Aku menjadi penasaran dan berharap surat tersebut ada di map kuning Annie yang sekarang sedang aku pegang..
Dengan cepat, aku men-scan judul demi judul surat dengan mataku yang sudah lelah. Aku mencarinya hingga lembar terakhir.
Tidak. Aku tidak menemukannya!
Sedikit frustasi, aku kembali merapikan surat tersebut dan menutup kembali map kuning dan menyimpannya di tempat semula.
Sial. Dimana sebenarnya surat yang the girls kirim kepada manajemen?
-3 Hari kemudian-
-Liam-
Keputusan Mr.Richard sudah bulat. Kami sudah mendapatkan jadwal kegiatan sosial yang akan dilakukan selama setahun kedepan. Aku sempat bersyukur pada ide Niall, karena dengan ini akhirnya kami semua bisa terbebas dari tour yang melelahkan itu. Kami akhirnya diperbolehkan break untuk tidak tour lagi selama setahun. Hal ini benar-benar membuat otak kami terasa segar. Aku bisa bebas mengunjungi orang tuaku dan bisa meluangkan waktu untuk keluargaku. Aku juga bisa melakukan kegiatan sosial, aku senang berbagi. Siapa sih didunia ini yang tidak ingin menolong sesamanya?
Aku memasukan baju-bajuku yang sudah tidak terpakai dan layak jual. Badanku cepat sekali tumbuh dan aku merasa baju-baju lamaku sudah kecil. Aku akan melakukan garage sale dengan baju ini. Aku akan menjualnya akhir pekan ini dan uangnya akan digunakan untuk menyumbang pada korban bencana alam di daerah-daerah terpencil di belahan dunia.
"Mana yah??? Duuh..." gumam Louis sambil mengobrak-abrik isi dus.
"What are you looking for ,mate?" tanyaku sambil melipat baju-baju lamaku dan memasukannya ke dalam dus.
Dia hanya menggelengkan kepala lalu beralih pada dus yang lain. Aku berhenti melipat bajuku dan menontonnya sambil menyilangkan kedua tanganku di dada.
"Louu??"
"Buku, Li..!"
Aku memiringkan kepalaku dan menurunkan alisku. "Buku apa?"
Dia mengacak rambutnya tanda frustasi. "Buku lagu! Buku lagu aku gak ada!!"
"Buku yang biasa kamu bawa kemana-mana itu?" aku terkejut dan membantu mencarinya di deretan dus yang lain. "Kamu yakin buku itu ada di dalam dus yang mau kita sumbangin ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Bersama The Boys 2
Fanfiction"Bagaimana jika diantara persahabatan kami yang sudah terpupuk selama ini bersama The Boys, dihancurkan oleh satu orang yang iri dengan kedekatan kami??" [Buku ini adalah buku kedua dari Terjebak Bersama The Boys. Cerita ini menghadirkan tokoh baru...