Chapter 26.

47 6 2
                                    

Hari demi hari pun terlewati dengan cepat dan peristiwa peristiwa yang sudah lalu pun mulai terlupakan karena termakan oleh waktu.

Kini sudah beberapa bulan setelah (Name) dkk merayakan ulang tahun Ran dengan bahagia, walaupun (Name) agak galau sedikit karena pertemuannya dengan Kazutora di Mall saat itu.

"Peot, lo mau ambil yang mana?" Tanya (Name) kepada temannya yang terlihat celingak-celinguk, kebingungan memilih buku.

Vio melipat tangannya di dada. "Nama gue bukan peot! Nama gue vio. V-I-O" Jawab Vio sembari mengeja namanya dengan benar.

"SSG, suka suka gue. Ya gak?" Ujar (Name) jahil membuat Vio berdecak malas.

"Mau lo panggil gue peot atau apa kek, serah lo deh!" Jawabnya terteqan.

Vio menoleh kebelakang--lebih tepatnya ke jajaran rak buku. "Gue juga bingung nih, soalnya ini buku tebel-tebel semua," Jawab Vio sekenanya.

(Name) nampak menoleh kesana kemari untuk membantu temannya ini mencari buku yang agak tipis untuk dirangkum.

Ini adalah hukuman dari guru mereka karena mereka-- kelas XI IPS 1 gagal total dalam praktikum bahasa pada minggu lalu.

Alhasil satu persatu siswa dikelas itu pun dihukum untuk merangkum salah satu buku di perpustakaan, mulai dari halaman pertama sampai halaman terakhir.

"Gue bantu cari sana deh," ucap (Name) sembari menunjuk lorong gelap--karena lampunya mati.

Lorong gelap tersebut berisi rak buku yang tertata rapih dengan lampu yang mati dan lantai berdebu yang jarang diinjak orang.

Vio menggeleng dengan cepat. "Gak usah! Lo temenin gue disini aja. Lo gak takut emangnya? Kalo lo ketemu hantu gimana? Hih.." Ujar Vio merinding.

"Lebay anjir! Gak ada apa-apa kok. Lagian ya, kalo gue ketemu hantu juga mau ngapain? Gak akan ditelen kan?" Jawab (Name) sekenanya.

Vio merasa tidak enak. Gara-gara dia, temannya harus mengorbankan diri pergi ke lorong yang menyeramkan itu.

"G-gue.. gue ikut lo kesana, deh" Pinta Vio

"Gak! Gue tau lo penakut. Lo cari di sini aja biar cepet ketemu," tolak (Name) secara mentah-mentah.

Vio mengerucutkan bibirnya kesal. "Hati-hati ntar lo ilang. Perpustakaan kan lebar," ucap Vio menakut-nakuti agar ia boleh ikut.

(Name) terkekeh. "Haha.. Perpustakaan? Lebar? Haha.. masih lebar jidat lo," jawab (Name) yang membuat vio menekuk alisnya.

Gadis berambut pirang tersebut mengambil ponselnya dari saku rok lalu melihat wajahnya di kamera. "Nggak lebar lebar amat, tuh" Sangkalnya.

(Name) terkekeh. "Udahlah. Gue cari disebelah sana ya," Ujar (Name) sebelum akhirnya benar-benar menghilang dari pandangan Vio.

Vio memasukkan ponselnya kedalam saku rok yang ia kenakan. "Si anjir, main tinggal-tinggal aja tuh bocah!" Gerutunya. Masa ikut saja tidak boleh sih?

Vio menyusuri rak demi rak untuk mencari buku yang tipis agar cepat untuk dirangkum. Namun, ia tak kunjung menemukannya.

Vio berdecak sebal. "Ck! (Name) dapet buku yang tipis itu dari rak yang mana ya?" Tanyanya kepada diri sendiri.

Sebenarnya Vio juga lelah, dari tadi ia menyusuri perpustakaan dengan omelan yang tak henti-hentinya keluar dari mulutnya yang ia bilang polos itu.

"Ssstt!" Vio membalikkan badannya kearah orang yang memberinya isyarat tersebut.

Vio memasang ekspresi terkejut. Kenapa ia harus bertemu dengan kakel bangke yang mengatainya alay waktu itu sih?!

"Loh?! Kok lo bisa disini?!" Tanya Vio sembari ngegas 'sedikit'.

[Slow Up] RAIN IN THE SUN (Haitani rindou x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang