Vio dan (Name) langsung berlari ke arah lapangan saat melihat ada ramai-ramai disana. Mereka bahkan meninggalkan rangkuman mereka begitu saja tanpa membereskannya dari atas meja.
Sesampainya di lapangan, terlihat Ran dan Rindou yang dikerumuni banyak sekali orang.
"Ceweknya mana woy! Panas ni buruan!" Seru seorang yang ikut mengerumuni Ran dan Rindou.
"Ini ada apa sih?" Tanya (Name) sembari menepuk pundak seseorang.
Orang tersebut menoleh lalu ia langsung berteriak, "Ini Vio sama (Name) woy!" Serunya.
Vio dan (Name) merasa sangat bingung, apalagi saat melihat Ran dan Rindou berjalan kearah mereka.
Vio menekuk alisnya, "Ini kenapa sih? Kita kenapa sebenarnya?" Tanya Vio kepada (Name).
(Name) menggeleng pelan, "Gue juga gak tau ini kenapa" Jawab (Name) sekenanya.
Tiba-tiba Rindou berdiri disamping (Name) dan mengelus rambut gadis tersebut dengan senyuman yang mengembang.
"Rin, ini ada apa?" Tanya (Name).
Rindou terkekeh, "Lihat aja sendiri, tuh" Ucapnya sembari menunjuk kearah Ran yang berdiri dihadapan Vio.
Seketika, lapangan menjadi hening entah karena apa. Dan Ran, melancarkan aksinya.
Ran memberikan sebuah buket bunga yang begitu indah kepada Vio. Hal ini membuat Vio membelalakkan matanya kaget dan refleks menutup mulutnya.
Ran berkata, "Bunga ini buat lo, my favorite girl" Ucap Ran dengan suara yang begitu halus.
Vio menerima buket bunga tersebut sembari tersenyum malu dan berkata, "K-kak Ran.. aku malu.." Gumam Vio menahan senyuman.
Semua orang yang melihat itu salting sendiri tak terkecuali (Name) dan Rindou.
Ran menyelipkan rambut Vio yang menjuntai bebas, kebelakang telinganya. Apakah kalian tahu? Wajah Vio saat ini berwarna merah seperti tomat.
"Gue pengen lo jadi pacar gue, tapi--" Ran menjeda kalimatnya. Lalu Ran maju selangkah lebih dekat dengan Vio, membuat Vio memejamkan mata karena malu + salting.
Ran menangkup pipi kanan Vio dengan tangan kirinya. "--buat selamanya. Gimana?" Lanjutnya.
Vio gemetaran. Bayangkan saja, seumur hidup baru kali ini ia ditembak didepan umum.
Tapi daripada ditembak, ini lebih ke 'dilamar secara tidak langsung' gak sih? Soalnya Ran mengatakan 'untuk selamanya' gitu.
"Kak.." lirih Vio.
Tangan Ran yang sedari tadi ia gunakan untuk menangkup pipi Vio, kini ia gunakan untuk mengangkat dagu Vio agar menatap wajahnya.
"Jadi gimana, sayang?" Tanyanya.
"A-aku.. mau!" Serunya sembari memejamkan mata sangking malunya.
Refleks, semua orang yang berada disana berteriak kegirangan dan Ran langsung memeluk tubuh Vio yang lebih pendek darinya.
Tanpa disadari, seseorang yang melihat hal itu menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya.
Ran melepaskan pelukannya dan berjalan menghampiri Rindou dan (Name) sembari menggandeng tangan Vio.
"BRENGSEK!" teriak seseorang yang membuat suasana kembali hening.
Semua orang melihat kearah seorang gadis yang berlari kearah Ran berada.
"Siapa lo? Ada masalah apa sama gue?" Tanya Ran dengan ketus.
'Kayanya orang gila deh' Batin Ran.
"Otak lo dimana hah?! Urusan masalalu lo belum kelar tolol! Dan dengan enaknya lo bahagia?!" Bentak gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Slow Up] RAIN IN THE SUN (Haitani rindou x readers)
Fiksi Penggemar"nyari lo itu susah (name), dan disaat gue nemuin lo sekarang, lo nyuruh gue buat ngejauh? lo ga mikir apa yang gue rasain selama ini, disaat nunggu waktu ini terjadi?" - rindou "Ini demi kiran sama miya rind, lo ga boleh egois.." -(name) "(Name)! G...