(Name) meregangkan otot tubuhnya. Burung sudah berkicau dan ia harus bersiap pergi ke sekolah seperti biasanya.
Ia pun menyibakkan selimut yang membungkus tubuhnya dan duduk.
Matanya tertuju kepada jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi.
"Eh? Lama juga gue tidur, dari kemaren sore sampai pagi gini?" Monolog nya.
"Busset. Keren abis gue, coba aja ada lomba molor. Udah pasti gue yang menang hehe" Lanjutnya.
(Name) pun beranjak ke lantai bawah untuk mandi, karna kamar mandi yang didalam kamarnya bathub nya pecah jadi korban amukan (Name) kemaren, saat (Name) sedang galau.
Selesai mandi, (Name) pun bergegas ke kamarnya untuk memakai seragam sekolahnya, karna hari ini ia sudah mood untuk sekolah.
"Eh? Gue lupa mau kasih tau ayah kalo gue gak jadi pindah ke sana.." Ucapnya bermonolog. "Tapi pasti ayah marah.." Lirihnya cemas.
"Huh gak papa deh. Yang kuat ya mental.." Lanjutnya sambil mengusap dadanya lembut.
Dengan ragu gadis itu pun mengambil handphonenya yang berada tak jauh dari kasurnya lalu menelpon seseorang.
"Halo?"
"Kenapa lagi?"
"Ayah sibuk?"
"Iya. Ada apa?"
"Maaf ayah, aku gajadi pindah"
"Ck! Nyusahin"
"A-ayah...aku-" mendadak mental (Name) turun. Memang, setiap kali berhadapan dengan ayahnya dirinya selalu diselimuti perasaan gugup
"Kalau emang gak niat pindah itu gak perlu bicara! Sebagai seorang anak kamu sangat nyusahin saya! Padahal rumah nya sudah saya beli! Menggunakan apa?!l uang saya kan? Kenapa tidak minta ibu kandung kamu saja?"
"A-ayah.. aku.. minta maaf.."
"Lalu bagaimana dengan rumah yang sudah ayah beli itu? mau diapain? hah?! Harusnya kau berfikir! Kamu itu sudah besar! Selalu saja menyusahkan dan merepotkan saya! mau jadi apa kamu? Hanya bisa jadi Beban ! Kalau kamu sudah bisa mencari uang sendiri itu baru mau pindah kemana saja terserah kamu! Enggak merepotkan lagi!"
"Ayah maaf, aku gajadi pindah karna suatu hal.."
"Huh..." Ayah (Name) menghela nafas panjang
"Menyebalkan, lain kali jika ada perlu hubungi saja ibu kandung dan papa tirimu itu, kenapa harus ke ayah? Dasar! Dengarkan baik baik, ini terakhir kalinya ayah peringatkan kepadamu untuk jangan merepotkan saya lagi. Ayah sudah punya keluarga baru, ayah punya istri baru, ayah punya dua anak lain selain kamu, jadi minimal kamu itu bisa lebih mandiri sebagai anak tertua, pahamilah statusmu dan pahamilah tanggung jawab ayah."
"Iya ayah.. maafin (Name)"
"Saya sibuk! Sudah dulu."
Tut!
"Kenapa sih? Padahal kan yang anak kandung nya ayah itu gue bukan mereka. Mereka tuh cuma anak tiri, tapi gak tau diri!" Omel (Name) tidak terima akan sikap ayahnya.
"Emang sih, gue gak tau anak tiri dia itu kaya gimana karena belum pernah ketemu. Tapi semoga aja dua bocah itu ngerasain gimana rasanya dilupain sama ortu sendiri karena orang ketiga yang tiba-tiba nyelip di rumah tangga ortu, dan bikin rumah tangga ortu rusak. Emang bangsat banget ibu mereka itu. Kaya lon*e!"
"Ck! Ah! Bodo amat deh, yang penting gue gak jadi pindah." Lanjutnya mencoba tidak mengingat perkataan ayahnya tadi.
Dan kepindahan (Name) pun dibatalkan. Segampang itu? Tentu tidak. Lihat saja beberapa episode kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Slow Up] RAIN IN THE SUN (Haitani rindou x readers)
Fanfic"nyari lo itu susah (name), dan disaat gue nemuin lo sekarang, lo nyuruh gue buat ngejauh? lo ga mikir apa yang gue rasain selama ini, disaat nunggu waktu ini terjadi?" - rindou "Ini demi kiran sama miya rind, lo ga boleh egois.." -(name) "(Name)! G...