Chapter 21.

49 7 8
                                    

Dua orang gadis yang tak lain adalah (Name) dan Vio yang baru saja masuk kedalam kamar (Name) dan masih mengenakan seragam serta atribut yang lengkap, mereka baru saja pulang sekolah

(Name) dan Vio duduk di kasur kesayangan (Name) sembari menatap intens bocah laki-laki yang sedang bermain dengan kucing peliharaan (Name) itu

Vio mencoba menenangkan sahabatnya yang terlihat gusar ini. "Jadi gimana? Apa sampe sekarang ortunya belum ngehubungi lo?" Tanyanya kepada (Name)

(Name) menolehkan kepalanya ke Vio lalu gelengan kecil ia tunjukkan. "Belum, gimana ini?" Ucap (Name) frustasi.

"Bisa-bisa gue dituduh nyulik ni bocah anjir" Lanjutnya sembari mendongakkan kepalanya ke langit-langit kamarnya

"Ya lagian ngapa lo nurut sama tu orang?" Tanya Vio

"Ya mau kaya mana lagi? gue gatau ah, kasian cuy" Ucapnya kembali menatap anak laki-laki tersebut

Flashback :

Rindou dan (Name) mengalihkan atensinya dari mesin capit boneka ke tengah-tengah arcade itu. Terlihat seorang anak menangis yang jaraknya tak terlalu jauh dari mereka

"Hiks..mama kemana..hiks.." Seorang anak laki-laki kecil yang sedang menangis sembari mengusap air matanya dengan punggung tangannya di ramainya tempat umum itu

"Rin, samperin bocah itu yuk, kasihan.." Bujuk (Name) yang tak tega kepada anak laki-laki yang masih menangis itu

"Iya, ayo" ucapnya

Namun, walaupun begitu memelas tangisan bocah itu tak ada satupun orang yang peduli sampai beberapa saat kemudian Rindou dan (Name) menghampiri bocah laki-laki itu

"Hai dek?" Sapa Rindou tersenyum kepadanya sembari berjongkok menyamakan tingginya dengan bocah tersebut. "Kamu sendirian?" Tanyanya lagi

Bocah itu mengusap air matanya. "Hiks..kalian siapa?" Ucapnya ketakutan. Suaranya saja terdengar bergetar hebat

"Ga usah takut dek, kami liat kamu sendirian dan nangis disini jadi kami samperin, mama kamu mana?" Tanya (Name) kemudian ikut berjongkok

"Hiks..mama..mama hilang kak!" Rengeknya. 'yang ilang itu lo dek..' Batin Rindou

"Yaudah, ayo kakak bantu cari mamanya" Bujuk (Name) menggenggam tangan mungil bocah tersebut lalu (Name), Rindou, dan bocah itu pergi ke tempat siaran pengumuman

"Yakin?" Tanya Rindou kepada kekasihnya. Ia tak ingin kekasihnya akan kerepotan mengurus ini. "Iya" jawabnya memantapkan

--

"Duh nak, udah nunggu berjam jam tapi gak ada yang datang ini, gimana kalo anak itu kamu bawa pulang dulu saja?" Ucap bapak satpam kepada (Name)

(Name) membulatkan matanya sempurna. "Saya gak berani pak, ini anak siapa aja saya gak tau" Tolaknya secara halus sembari tersenyum canggung,

Namun---karena bujukan terus-menerus, akhirnya gadis itu benar benar membawa bocah laki-laki itu kerumahnya walaupun dengan ragu ragu. Rindou pun sudah menanyai keputusannya "Yakin lo?" Yang dijawab anggukan mantap oleh (Name)

"Tapi---

Flashback off :

(Name) merogoh saku roknya dan merasakan ponselnya bergetar sedari tadi. Ia mengeceknya, siapa yang mengiriminya spam?

'oh, Rin' batinnya mendapati semua pesan itu dikirim oleh Rindou. Ia mengabaikannya

Semalam sempat ada cekcok dan berakhir saling ngambek antara mereka karna Rindou yang menolak keras membawa anak itu pulang dan (Name) yang bersimpati

[Slow Up] RAIN IN THE SUN (Haitani rindou x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang