Chapter 29.

35 3 0
                                    

*7 tahun kemudian..

Drap! Drap!

Seorang pria berjalan menuju rumahnya dengan tubuh penuh keringat. Sepertinya baru selesai olahraga.

Terlihat dari pakaiannya. Ia mengenakan kaos hitam polos serta celana olahraga.

Ia tidak membawa payung padahal cuaca sudah sangat mendung. Sepertinya sebentar lagi akan hujan deras.

Menyadari rintik kecil yang mulai turun dari langit, ia mempercepat langkahnya dan berhasil sampai di teras sebelum rintik itu semakin banyak. Untung saja dia tidak basah kuyup kehujanan.

Sesampainya didalam rumah, ia langsung menuju kamarnya dan berbaring disana. Ia mengecek ponsel dan ternyata sudah jam delapan pagi.

Tok! Tok!

"Permisi tuan, sarapan anda sudah matang dari tadi. Tuan mau sarapan sekarang atau nanti?" Tanya seseorang dari luar pintu kamarnya.

"Sekarang, gue ganti baju dulu" Jawabnya.

Ia pun segera bangkit dari kasur dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai.

Lalu, ia keluar dari kamarnya dan menaiki tangga menuju lantai atas---lebih tepatnya ke ruang makan.

Pria tersebut mengecas ponselnya di ruang tengah. Lalu menuju ruang makan untuk sarapan.

Ia sedikit celingak-celinguk. Kalau dilihat-lihat, rumah ini bentukannya masih sama dengan tujuh tahun yang lalu. Apakah ia semalas itu merenovasi?

Ah, tidak perlu di renovasi sih. Rumahnya bagus dan bersih. Jadi gak papa bentukannya begini-begini saja.

Di saat ia sedang makan, salah satu pembantunya, tiba-tiba mendekat.

"Permisi tuan Rindou, ada yang menelepon anda. Sedari tadi, ponsel anda berbunyi" Ucap gadis itu.

Pria itu--- Haitani Rindou, menoleh lalu bertanya, "Siapa yang nelpon?" Tanyanya.

"Saya gak tau juga" Jawab si pembantu Rindou.

"Ambilin, bawa kesini" Suruh Rindou. Lalu gadis tersebut mengangguk dan pergi menuruni tangga untuk keruangan tengah mengambil ponselnya Rindou.

Ponsel memang sangat privasi untuknya. Tapi jujur saja, Rindou mager kalau turun kebawah hanya untuk mengambil ponselnya.

Pas sekali. Saat ia selesai makan ponselnya pun dibawakan kepadanya.

"Thanks, lanjutin kerjaan lo" Ucap Rindou.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk lalu menjawab, "Iya, sama-sama" Lalu gadis itu pergi dari sana sembari membawa piring-piring kotor menuju wastafel.

Rindou pergi ke kamarnya lalu rebahan lagi. Ia mengecek dan ternyata Ran yang tadi meneleponnya saat ia sedang makan.

Rindou pun menelepon Ran.

Saat panggilan tersebut diangkat, ia mendengar suara Ran yang panik.

"Rin, tolongin gue please---AW!!"

"Lo kenapa? Ngapain teriak-teriak kek gitu?"

"Vio, dia mau lahiran woy! Ini dirumah sakit. Buruan kesini, dari tadi gue dipukul mulu sama dia---"

"Kak Ran! Sakit! Hiks.. hiks.."

"Iya tenang.. sabar ya.. AW! Jangan mukul dong"

"Share lokasi, gue kesana sekarang." Ucap Rindou lalu mematikan teleponnya.

Rindou berdecak kagum, "Ck! Gila!Cepet juga kecebong abang gue jadinya" Serunya sembari tertawa kecil.

Ia pun mengambil kunci mobilnya yang satunya, lalu bergegas menuju lokasi yang sudah Ran kirimkan dengan pesan.
____________________________________
Ran, Abang gue.

[Slow Up] RAIN IN THE SUN (Haitani rindou x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang