Chapter 30.

52 4 3
                                    

****

Aroma harum dari bunga mawar yang sedang mekar di halaman rumah, menyebar ke seluruh penjuru rumah itu.

Seorang anak kecil mendekati bunga mawar tersebut dan matanya berbinar saat melihat bunga-bunga cantik tersebut.

"Mama!" panggil seorang anak kecil yang baru berusia lima tahun itu.

Sang ibu yang sedang menjemur pakaian menoleh kearah sumber suara.

Matanya melebar, "Naya, jangan dipegang, itu berduri sayang" tutur sang ibu saat melihat bocah cilik--- Vino, ingin menyentuh bunga mawar didepannya.

"Aw! Huaaa!! Mamaa!" Nah kan. Dibilang juga apa.

Vino tertusuk duri mawar saat hendak memetik bunganya. Sang ibu pun langsung menuju kearah putranya yang sedang menangis.

"Astaga Vino, kan udah ibu bilangin.. duh, cup.. cup.." ia mencoba menenangkan anaknya yang menangis dengan cara memeluknya dan mengusap pucuk kepala anaknya.

"Hiks.. mama.. atit.. hiks.." rengeknya.

Lalu wanita tersebut melepaskan pelukannya dan mengecek kedua tangan mungil anaknya dan membolak-balikkan tangan tersebut.

"Udah sayang, gak ada darahnya kok.. gak sakit.." Ucap wanita tersebut sembari tersenyum manis. Untung saja Vino tidak terluka. Tidak lecet, dan tidak berdarah.

Bocah itu mengangguk dan berhenti merengek.

"Mama, Inaya.. mo mamam" seorang gadis kecil menghampiri wanita tersebut sembari membawa mangkuk kecil yang kosong lengkap dengan sendok didalamnya.

Wanita tersebut menoleh kearah pintu dan mendapati saudari kembar Vino menuju kearahnya.

"Vinara? Tunggu bentar ya nak.. mama ngobatin kak Vino dulu. Kasihan nih, kak Vino habis nangis" ucapnya.

Gadis cilik itu kini berada dihadapan Vino, dan disamping mamanya.

Ia bertanya, "Ino atit ya? Ok tadi ino angis?" Tanya gadis itu lugu.

(Vino sakit ya? Kok tadi Vino nangis)

Lalu Vino menjawab pertanyaan saudarinya, "Tamu tau? Tadi tu atu kena duli bunga itu" ucapnya sembari menunjuk kearah bunga mawar yang indah.

(Kamu tau? Tadi itu aku kena duri bunga itu)

"Acian ino.. tepet tembuh ya ino" ucap Vinara.

(Kasian Vino.. cepet sembuh ya Vino)

"Ndak atit ok. Atu dah cembuh!" Jawab Vino antusias.

(Gak sakit kok. Aku udah sembuh!)

Sang ibu tersenyum melihat interaksi kedua bocah tersebut. Ia sangat bahagia melihat anak-anaknya bahagia walaupun tanpa ayah.

Tiba-tiba seorang ibu-ibu menghampiri keluarga cemara tersebut dengan rantang ditangannya.

"Nak!" Serunya sembari tersenyum dan melambai kecil kearah wanita yang sedang mengobrol dengan anak-anaknya.

Reflek, ia menoleh mendapati salah seorang tetangganya datang membawa rantang ditangannya.

"Bu Susan" Serunya sembari tersenyum sumringah.

Kedua bocil tersebut tidak peduli lalu berlari ke dalam rumah untuk bermain. Bahkan, mangkuk yang dibawa Vinara tadi ditinggal di teras.

Ia berjalan menghampiri bu Susan

"Ren, ini tadi saya masak rendang lumayan banyak. Ini, dimakan ya sama anak-anak" Ucap bu Susan sembari memberikan rantang tersebut kepadanya.

"Makasih banyak bu," Ujarnya. "Sama-sama nak Rena" Jawab bu Susan.

[Slow Up] RAIN IN THE SUN (Haitani rindou x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang