Bab 13

3.9K 196 6
                                    

Happy Reading


Bismillah

Koreksi typonya yaa...

Ini gak di edit langsung publis





🕊🕊


Rasyid merebahkan punggung ke sofa sambil melipat lengan kemeja sampai batas siku, sementara Dokter Edo menyiapkan peralatan pemeriksaan rutin Rasyid. Semetara Jonathan menunggu di dekat sofa untuk mencatat semua perkataan Dokter Edo.

"Saya cek tekanan darah dulu," ujar Dokter Edo, lalu menempelkan setestop ke dada Rasyid. "Tekanan darah normal seratus sembilan belas/tuhuh puluh mmHg." kata Dokter Edo melihat Rasyid.

Kemudian Dokter Edo mengecek kadar gula dalam tubuh Rasyid, "Normal." ucap Dokter Edo melihat hasil berada di angka seratus mg/dL. 

Jonathan mencatat dengan cekatan, "Selama ini saya memantau kesehatan Pak Rasyid. Mengatur jam makan dan mengurangi makanan atau minuman manis yang berlebih. Saya juga mengikuti saran dari Ibu Ruha agar lebih memperhatikan kesehatan Bapak." ujar Jonathan, memperhatikan Dokter Edo mengambil jarum suntik serta memintanya membantu untuk mengambil selang infus.

"Nak Rasyid saya berikan infus Vitamin C untuk meringankan kelelahan kronis karena terlalu sibuk dengan pekerjaan."

Rasyid mengangguk dalam diam. Sebelah lengannya menutup mata, lalu meringis pelan saat jarum infus menusuk masuk ke lengannya.

Jonathan berbalik saat Office Boy masuk membawakan minuman serta makanan yang sudah dipesannya tadi sebelum bossnya sampai.

Dokter Edo memperhatikan Rasyid, lalu menoleh pada Jonathan. "Tunggu sampai cairan infusnya habis, baru setelahnya Nak Rasyid boleh kembali bekerja." katanya, menyimpan Stetostop ke Sneli

"Baik." Jonathan menjawab, kemudian menerima catatan medis Rasyid. Jonathan mempelajarinya, lalu mengirimkan kepada Bunda Ruha.

Dokter Edo duduk di sofa seberang, sementara Jonathan memberikan secangkir teh kepadanya.

Setelah bersandar lama, Rasyid menegakkan tubuh, melihat pada selang infusnya. Rasyid menggerakkan tangan kiri meminta Jonathan mengambil sebotol air minum di atas meja.

"Terima kasih." sebut Rasyid setelah menerima botol minum yang sudah dibuka tutupnya. Rasyid menandaskan setengah dari botol, lalu meraih Garlic Bread dan memakannya.

Tidak ada yang bicara selama Rasyid makan. Jonathan dan Dokter Edo paham betul boss mereka itu tidak suka bicara saat makan.

Rasyid makan sambil memikirkan permintaan Amelia yang masih berlalu lalang di dalam kepalanya. Rasyid tidak bisa membaca jelas raut Amelia. Namun, Rasyid berusaha memahami ketidakhadirannya di acara lamaran membuat Amelia memintanya mengurus semua keperluan pernikahan Amelia.

Rasyid mendongak, menatap kepada Jonathan. "Cari Wedding Organaizer, Butik dan perhiasan yang terbaik." perintah Rasyid, setelahnya melahap habis sisa Garlic Bread di tangannya.

"Bapak mau nikah?"

"Nak Rasyid mau menikah?"

Alis kanan Rasyid terangkat naik mendengar pertanyaan kompak dari Dokter dan Asistennya. "Bukan, adik saya yang mau menikah." Rasyid menjawab dengan tenang.

Bahu Dokter Edo dan Jonathan perlahan luruh kembali, keduanya terlihat begitu lega mengetahui bukan Rasyid yang akan menikah.

"Adik Bapak yang di Bandung?" tanya Jonathan, jarinya membuka Ipad, melakukan perintah dari bossnya.

Imam Pengganti Amelia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang