Bab 15

4.5K 187 9
                                    

Minta tolong tandai typonya yaaa.....

Bismillah.

Pelan² aja bacanya.


Happy Reading.




Eeetssss.

Vote dulu dong.

Komennya juga dooong.

Dikasih jantung minta hati akutu😒

🕊🕊

Lorong rumah sakit begitu sibuk menyambut korban-korban kecelakaan beruntun Tol Jagorawi, ada banyak keluarga yang mencari-cari orang-orang tercinta, anak, istri, ayah, ibu dan kakak mereka—berharap tidak menjadi salah satu korban tewas.

Begitupula yang dirasakan Mahendra Yusuf Harsyad ketika mendapat kabar bahwa mobil yang membawa putra, menantu dan cucunya serta sopir mengalami kecelakaan beruntun tersebut. Kabar tersebut membuat Yusuf mengalami serangan jantung dan membuatnya koma dalam waktu yang panjang tanpa mengetahui cucu sematawayangnya selamat dalam tragedi malam itu.

Pukul tiga dini hari setelah mencari-cari Ruha dan Husein menemukan anak sahabatnya yang berbalut luka-luka seluruh tubuh terduduk diam dikursi roda di depan kedua jenazah orang tuanya.

Ruha tidak bisa menahan tangisnya saat melihat Rasyid kecil tersenyum ke arahnya dan memanggilnya.

"Bunda Ruha ...."

"Oh, Allah ...." Ruha langsung mendekat dan berlutut dihadapan Rasyid kecil, diraihkan tangan mungil itu dalam genggam hangatnya. Ruha mencium telapak tangan mungil Rasyid, "Alhamdulillah, ya Allah ... alhamdulillah." sebut Ruha berulang kali.

"Bunda, kenapa Abi dan Umi berdarah? Darahnya banyaak, Abang juga ada daraah terus ini sakit-sakit semua." Rasyid melirik pada brankar tempat Umi dan Abi tertidur, ada banyak darah dipakaian keduanya. Rasyid kecil kembali menatap Ruha, lalu menunjukkan senyumannya.

Ruha menggeleng melihat senyum di wajah Rasyid kecil. "Karena Umi dan Abi lagi terluka jadi darahnya banyak, Abang juga terluka." Ruha mengusap pipi Rasyid. Ia menyadari tatap dan senyum Rasyid kecil kali ini berbeda, tidak ada perasaan apa pun dari senyuman itu. Tatapnya seakan ingin mengungkapkan bahwa Rasyid kecil mengetahui apa yang sedang dialaminya.

Husein mendekat sambil menjauhkan ponsel dari telinganya, ia berdiri disamping kursi roda Rasyid, tangannya mengusap-usap lembut rambut Rasyid kecil. "Om Yusuf serangan jantung, sekarang sedang koma. Kita harus bersama Rasyid sampai Edwin dan istrinya datang. Mereka masih mengupayakan agar bisa sampai sebelum siang." kata Husein, ia menunduk mencium ubun-ubun Rasyid. "Abang tinggal sama Ayah dan Bunda dulu, ya, Nak."

Ruha mengangguk, bahunya menurun saat mendengar Mahendra Yusuf Harsyad mengalami serangan jantung karena peristiwa ini. Semua kerabat berjauhan sehingga tidak ada yang bisa menemani Rasyid kecil. Ruha mengusap punggung tangan Rasyid, "Abang enggak apa-apa sama Bunda dulu?"

Rasyid kecil menatap Ruha dalam diam, lalu memberi anggukan pelan. "Iya, kalau Umi sama Abi bangun, Abang mau sama Umi." ucap Rasyid.

Ruha tersenyum dan memberi anggukan, "Iya dong, nanti sama Umi lagi. Bunda juga kangen Abang, nih. Kita ke kamar, yuk." Ruha berdiri, lalu menatap penuh pada suaminya. "Aa, tolong tunggu Nasya dan Raffa disini, aku bawa Rasyid istirahat. Kita tunggu Edwin dan istrinya sampai, ya." Ruha mengelus kepala Rasyid, ia beralih dibelakang kursi roda.

Imam Pengganti Amelia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang