Haiiii.
Bantu koreksi typonya yaaa.
Ini alurnya cepat ya sampe di bab² selanjutnya.
Happy Reading
Bissmilah
🕊🕊
"Abang," Amelia mendorong pintu ruang kerja Rasyid, ia tersenyum saat melihat Rasyid menoleh padanya, lalu menutup buku yang sedang dibaca. "Ayo makan siang dulu." Amelia melihat sekilas pada lembar-lembar kertas yang berserakan di atas meja.
Sekarang kaki kiri Amelia sudah menunjukkan pemulihan yang sangat baik—retakan tulang sudah menyatu sempurna sehingga Amelia sudah tidak membutuhkan kursi roda maupun tongkat sebagai alat bantu jalannya. Namun, meskipun demikian Amelia masih harus berlatih jalan, ia tidak diizinkan melompat atau berlari sampai dokter benar-benar menyatakan ia sembuh total.
Amelia juga sudah sedang berasa di akhir semester empat dan sedang mempersiapkan berkas yang diperlukan untuk pengajuan magang di Perusahaan Harsyad Properti yang berada di Pusat.
Rasyid merapikan meja kerjanya, ia menyimpan buku pada tumpukan berkas. "Apa menu makan siangnya?" Rasyid bertanya seraya keluar dari meja kerja. Ia meraih tangan Amelia.
Amelia tersenyum lebar, "Amel belajar masak sama Ibu Susmarti, Amel bikin sayur lodeh sama ayam bakar madu." ujar Amelia bersemangat.
Rasyid mengangguk, ia menutup pintu ruang kerja lalu melangkah bersama Amelia ke ruang makan. Sampai di dapur Rasyid melihat Ibu Susmarti menuangkan air ke gelas.
"Non, Ibu antar makan siang buat si Yanto ke pos." kata Ibu Susmarti, mengambil kotak bekal. "Ibu lagi puasa." sambungnya, lalu memberikan senyuman ramah dan langsung keluar dari ruang makan. Sekarang hanya ada Ibu Susmarti dan Pak Yanto karena perawat Yuni sudah kembali ke tempat tinggalnya setelah tugasnya merawat Amelia selesai.
Sementara Amelia mengerutkan keningnya dalam, saat sedang memasak tadi Amelia melihat Ibu Susmarti makan tahu goreng lalu kenapa sekarang sedang berpuasa. Amelia mengangkat bahunya.
Amelia membalik piringnya dan Rasyid, "Abang mau nasinya segini?" Amelia menuangkan separuh nasi, Rasyid memberikan anggukannya.
Kemudian Amelia menuangkan sayur lodeh ke mangkuk kecil untuk Rasyid, mengambil sayap ayam bakar. Rasyid tersenyum melihat piringnya yang penuh. Amelia duduk di samping Rasyid, ia menumpukan dagunya ke kepalan tangan—menanti pujian dari Rasyid yang baru menyuap nasi ke dalam mulut.
Rasyid menoleh pada Amelia yang terus memerhatikannya, "Humaira tidak makan?" tanya Rasyid melihat sendok masih di sisi piring Amelia.
"Amel mau tahu masakan Amel enak apa enggak." Amelia mengambil alih sendok dari tangan Rasyid, lalu mengambil penuh sendok dengan sayur lodeh dan Amelia menyuapkan untuk Rasyid.
Rasyid mengatupkan bibirnya, ia menunduk saat rasa asin memenuhi mulutnya. Amelia melipat tangannya, "Enak?" tanya Amelia, menanti jawaban dari Rasyid.
Rasyid tersenyum tipis setelah menelan makanan di dalam mulut, lalu ia memisahkan daging ayam bakar dari tulangnya lalu menyuap ke dalam mulutnya.
Asin sekali. Bisik Rasyid di dalam hatinya.
"Masakan Humaira enak, apalagi sayur lodeh dan ayam bakarnya di makan dengan nasi." kata Rasyid, mengambil lagi sesendok nasi dan ayam bakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Pengganti Amelia (TAMAT)
RomanceHubungan yang terjalin antara Rasyid dan Amelia seharusnya tidak ada yang berubah, keduanya akan tetap menjadi Kakak-Adik yang saling menyayangi. Ya, memang seharusnya begitu ... sebelum kekacauan satu hari menjelang pernikahan Amelia-yang membuat...