00.27, tengah malam banget nih😳 baru banget selesai ditulisnya🙂
Sebelum baca bisa tolong vote dan komen biar demi kelancaran update dan semangat Daa melanjutkan cerita ini😶
Okeee, selamat membaca
Sebelumnya, bantu koreksi typonya, yaaa.
🕊🕊
Rasyid berdiri dibalik panggangan, sedang menyalakan api. Kemudian kepalanya terangkat saat menangkap suara Bunda dan Amelia dari arah pintu belakang. Rasyid tersenyum melihat Aisyah masih betah berdiri di dekatnya, terlihat sangat senang sekali.
"Abang sudah selesai?" Ayah datang membawa pejempit di tangan, lalu mengangguk-angguk melihat kinerja Rasyid.
"Sudah, Yah." Rasyid menjawab sambil bergerak mundur, lalu menoleh pada Aisyah yang masih betah memandang alat panggangan. "Ais bisa tolong Abang ambil aluminium oil?" pinta Rasyid, mengarahkan tangan ke meja di depan sana.
Aisyah mengerjap pelan, mengalihkan tatapnya pada Rasyid, "Oke!" kata Aisyah, kemudian berjalan menjauh, sesekali kepalanya akan memutar ke belakang.
Ayah geleng-geleng kepala melihat putri bungsunya, lalu menyerahkan pejempit kepada Rasyid. "Ayah ambil dagingnya dulu," ucap Ayah, kembali ke meja dan mengambil daging dan ayam yang sudah dimarinasi.
Rasyid menggerakan kepala ke atas—merenggangkan lehernya, melakukan untuk beberapa saat, lalu tatapnya berpusat ke depan, mengambil atensi pada Amelia. Rasyid menunduk, tangannya memainkan pejempit, ada hela napas pelan keluar dari bibir Rasyid sebelum kembali meluruskan pandangannya.
"Aa," Aisyah kembali, membawa gulungan aluminium oil yang diminta Rasyid. "Nih," Aisyah menyerahkannya pada Rasyid.
"Terima kasih, Ais." ucap Rasyid dengan senyum lembut di wajahnya.
Aisyah mengangguk, lalu menggerakan kaki ke dekat Rasyid, mengambil pejempit dari tangan Rasyid. "Senangnya, Ais." Aisyah menepuk-tepuk tangan pelan, wajahnya menunjukan senyuman lebar dan tatapnya tidak lepas dari pemanggang.
Rasyid merobek memanjang aluminium oil, menutupi sebagian atas panggangan. Sisanya kembali di simpan ke atas meja kecil di samping kanan. Kepala Rasyid terangkat saat Amelia datang membawa conteiner makanan berisi daging dan ayam yang sudah dimarinasi.
"Abang, Amel taruh di mana?" Amelia bertanya, tangannya terangkat menunjukan tangan yang penuh.
"Ais aja, Ais aja." Aisyah mengangkat tangan tinggi.
Rasyid menggeleng, lantas bergerak keluar sambil mengulurkan tangan. "Sini, kasih Abang." ucap Rasyid, lalu conteiner makanan itu beralih ke Rasyid.
"Ih, Aa!" keluh Aisyah, memasang raut cemburut di wajahnya.
Amelia menggeleng-geleng melihat wajah adiknya, lantas bergerak mendekat ke Aisyah. Amelia memperhatikan Rasyid dengan telaten mengambil ayam bagian sayap, menyusunnya rapi.
"Ais, mau coba?" tanya Rasyid pada Aisyah, memberikan udang ukuran besar yang sudah diberi tusukan pada Aisyah.
Rasyid tersenyum melihat raut senang Aisyah, Rasyid mengambil cuma dan memberikannya pada Amelia. "Hati-hati, panas, Humaira." Tangan Rasyid bergerak cepat menghalangi jari Amelia saat hampir menyentuh bagian atas pemanggang.
Tangan Amelia menjauh, lalu mengangkat kepala menatap Rasyid. Amelia mengulum bibir saat Rasyid mengambil alih cuma dari tangannya.
"Teteh memang nggak bisa apa-apa," Aisyah menggeleng-geleng menatap Amelia, "Kalah sama Ais," lanjut Aisyah membanggakan dirinya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/305006862-288-k589035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Pengganti Amelia (TAMAT)
RomanceHubungan yang terjalin antara Rasyid dan Amelia seharusnya tidak ada yang berubah, keduanya akan tetap menjadi Kakak-Adik yang saling menyayangi. Ya, memang seharusnya begitu ... sebelum kekacauan satu hari menjelang pernikahan Amelia-yang membuat...