Bab 11

4.2K 197 7
                                    

Tolong koreksi typonya yaaa.

Happy Readingg

🕊🕊


Aisyah mengangkat kedua kaki ke kursi, tangan kirinya meraba-raba ke samping meja-mengambil segenggam kacang almond, lalu mendekatkan tangan mulut sambil membaca buku di teras rumah. Tidak lama larut dalam bawaannya, Aisyah mengangkat kepala-beralih dari buku saat mendengar suara klakson mobil dibunyikan dua kali. Kening Aisyah berkerut samar saat melihat seorang wanita baya seumuran Bunda keluar dari mobil. Lantas saja Aisyah beranjak, meletakkan buku di atas kursi dan bergegas ke depan.

"Tante Syifa," sebut Aisyah, mengembangkan senyum lebar di wajahnya. "Sebentar, biar Aisyah buka." Aisyah menarik pagar kiri ke dalam dan Tante Syifa membantu membuka sebelah kanannya.

Syifa bergerak kembali ke mobil, tangannya meraih pintu mobil sambil melihat ke arah Aisyah
"Aisyah sudah libur, ya?" tanyanya, sebelum masuk ke dalam mobil.

Aisyah menggelengkan kepala, lalu menjawab. "Ais izin kangen rumah, dua hari lagi Ais balik lagi, Tante." Aisyah menoleh ke belakang, ia menepuk keningnya. "Ayo masuk Tante, Ais panggil Bunda ke dalam dulu."

Syifa mengangguk-angguk, lalu masuk ke dalam mobil. "Iya, Tante menyusul setelah parkir mobil dulu, ya." balas Syifa, setelahnya Asiyah langsung berlari masuk ke dalam rumah sambil berteriak heboh memanggil Bundanya.

Syifa memarkirkan mobil ke carport, kemudian bergerak masuk ke dalam kediaman Amelia.

"Bunda, Bunda ... " Aisyah masuk ke dapur, mendapati Bunda sedang memotong buah. "Ada tamu loh di depan." ujar Aisyah memberitahu, tangannya meraih sepotong semangka kuning.

Bunda meletakkan pisau, "Siapa tamunya, ini kenapa Ais enggak temani tamunya, Nak?" Bunda melihat ke depan, lalu bergerak keluar dari meja-berjalan ke wastafel untuk mencuci tangannya.

"Tante Syifa, Mertua Teteh." Aisyah menjawab sambil mengunyah.

Bunda mengerutkan kening, mengingat-mengingat apakah sebelumnya calon besannya sudah memberitahu akan datang berkunjung. "Masih calon mertua belum menikah belum bisa dibilang mertua Ais," ucap Bunda, tangannya meraih tisu mengelap tangannya.

"Yasudah, Bunda ke depan dulu, enggak baik tamu ditinggal sendiri." Sebelum itu Bunda mengambil sirup di kabinet atas serta gelas dan nampan. "Tolong buatkan minimnya ya, Nak. Ini sama buahnya juga." titah Bunda dan mendapatkan balasan anggukan dari Aisyah. Lantas Bunda berlalu keluar dapur-menghampiri calon besannya yang sedang menunggu di ruang tamu.

Bunda memberikan senyumnya saat melihat Ibu Azka menyadari kedatangannya lalu bergerak menghampiri. "Apa kabar Bu Syifa?" tanya Bunda meraih tangan calon besannya lalu memeluknya sebentar.

"Baik, Bu Ruha. Aduh maaf sekali ya saya datang enggak kasih kabar dulu." balas Syifa usai berpelukan singkat.

"Iya tidak apa-apa, Bu. Kapan saja Ibu boleh datang." Bunda melengkungkan senyuman, lalu mempesilakan Bu Syifa kembali duduk.

Sambil menunggu Aisyah membawakan suguhan, Bunda menanyakan kabar calon menantu dan keluarga yang lain dan mengobrol persoalan Toko Bunga yang dikelola Bu Syifa.

"Amelia masih di kampus?" tanya Syifa mengalihkan pembicaraan dengan halus, netranya melirik lagi pada Figura yang terpajang kokoh di depannya.

Bunda menoleh sebentar pada Aisyah yang terlihat berhati-hati membawa nampan yang penuh. "Pelan-pelan naruhnya, Ais." Bunda membantu Aisyah menaruh buah sepiring cookies. "Amel ada kelas sampai sore, Bu." Bunda menjawab setelahnya.

Imam Pengganti Amelia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang