Bab 9

4.2K 190 5
                                    

Halooo...

Bantu koreksi typonya yaaa.

Selamat membaca.

🕊🕊

Azka langsung mencari-cari keberadaan Oma setelah kembali ke rumah dan menemukannya di halaman belakang sedang menyirami tanaman-tanamannya. Oma memang suka sekali dengan tanaman dan papa sengaja membuatkan seperempat dari halaman belakang dipenuhi oleh berbagai tumbuhan agar Oma tidak bosan ketika berkunjung ke tempatnya.

"Oma." panggil Azka begitu tiba di belakang Oma. "Apa Oma begitu enggak menyukai perempuan pilihan Azka? Azka menyukai Amelia, dia berbeda dengan perempuan-perempuan lain, Oma." kata Azka langsung berterus-terang di hadapan neneknya.

Oma menurunkan selang air, lalu berbalik. Wajahnya menunjukan ketidaksukaannya atas apa yang telah cucunya katakan. "Apa bedanya?" tanya Oma pelan, kemudian mengambil langkah kecil.

Azka mengikuti sambil menjawab, "Jelas berbeda Oma, Amelia perempuan baik-baik. Dia berasal dari keluarga yang baik-baik juga, dia ... "Azka mengambil jeda ketika mengambil duduk di salah satu kursi kayu.

"Perempuan baik-baik dan dari keluarga baik-baik tidak bisa menjamin masa depan, Azka." ujar Oma, ada penekanan yang diberikan di setiap katanya. "Oma bukan tidak menyukai, tunanganmu memang cantik, tapi Azka ada banyak permasalahan di masa depan. Jika kamu tidak bisa menghadapinya kamu akan terjebak."

Azka menggeleng-geleng, keduanya tangannya meraih tangan Oma, membawanya ke pangkuannya. "Oma... Azka mencintai Amelia, lagipula setiap permasalahan pasti akan ada jalan keluarnya, akan ada penyelesaiannya, Oma. Azka enggak mau bermain-main dalam hubungan ini." Azka menunjukan kesungguhan kepada Oma.

Oma tersenyum tipis, menarik sebelah tangannya lalu menangkup tangan cucunya. "Azka cucu yang paling Oma sayang, cucu yang selalu Oma bangga-bangga sejak masih bagi pada semua orang sekarang sudah berubah. Oma seperti tidak mengenal cucu Oma ini, apa ini karena tunanganmu, Azka? Jika benar Oma sedih sekali."

"Oma...." Azka menghelas napas, kemudian melepaskan tangan Oma dari genggamnya. Azka tidak pernah bisa menghadapi Oma,  jadi Azka menunjukan kekesalan yang sudah ia tahan sejak tadi.

"Azka memang berubah karena Amelia, tapi Amelia nggak memberikan perubahan buruk untuk Azka. Justru sebaliknya Oma, Azka berubah menjadi lebih baik. Amelia memberikan warna baru dalam hidup Azka, mengenalkan Azka dengan Allah dengan caranya sendiri."

Oma mengangguk-angguk, memang benar ada banyak perubahan yang terlihat dari Azka. Meskipun demikian tidak langsung membuatnya senang dengan Amelia, ada banyak sekali yang sudah ia pertimbangan untuk masa depan cucunya. Dan, pernikahan di usia muda tidak ada di dalamnya.

"Kalau kamu bersikeras Oma bisa apa?"

Senyuman terbit dengan cepat di wajahnya Azka ketika mendengarnya, lantas ereksi spontannya memeluk erat Oma sampai membuat Oma bergerak mundur ke belakang. "Oma setuju Azka menikah dengan Amelia?" tanya Azka senang.

Oma menggeleng cepat, menguraikan pelukan cucunya. "Tentu tidak. Tidak ada satupun dari cucu-cucunya Oma yang boleh menikah muda, tidak ada pengecualian." Setelahnya, Oma beranjak cepat, berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Azka dalam sendirian.

Azka menatap gamang jejak Oma, lalu ada hembusan napas kasar ia keluarnya. Azka bodoh sekali berpikir Oma akan luluh begitu saja. Azka mengacak kasar rambutnya, mencoba berpikir keras bagaimana ia akan menghadapi lagi Oma nanti.

🕊🕊


"Teh Amel kenapa sih daritadi di kamar terus, makan malam aja harus di antar ke kamar sama Bunda." Aisyah sudah bertanya berulang-ulang kali, sesekali adiknya akan berguling-guling di ranjang. Amelia hanya akan geleng-geleng kepala tanpa menjawabnya. Lalu, Amelia akan menutupi wajahnya setiap kali mengingat kejadian di mobil.

Imam Pengganti Amelia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang