Bab 14

3.8K 178 5
                                    

Haloooooo

Tandain typonya yaaa

Bismillah

Happy Reading











🕊🕊











Kakinya berjinjit dengan tangan kiri mencoba meraih buku berada diatas kepalanya, tetapi selalu saja tidak berhasil karena tingginya.

"Mau dibantu?" Kepala Amelia menoleh cepat ke samping kanan, dan terkejut melihat keberadaan Azka.

"Ngagetin aja!" seru Amelia kesal, kaki Amelia bergerak di sisi kiri. "Jangan dekat-dekat." sambungnya melihat-lihat sekelilingnya, lalu ada napas lega karena tidak ada orang disekitar rak buku.

Azka tersenyum melihat raut wajah Amelia juga tingkahnya yang langsung menjauh darinya. "Aman, kok." ucap Azka, tangannya meraih buku yang diinginkan tunangannya.

"Buku ini aja? Ada yang lain biar sekalian aku bantu ambilin?" tanya Azka, matanya bergerak ke arah tangan Amelia pada dua buku lain. Lantas Azka langsung menjangkaunya, lalu diberikan kepada Amelia.

Amelia mengulum bibir ke dalam sambil mendekap ketiga buku itu, "Emm, makasih." bisik Amelia, menatap Azka sesaat sambil melangkah keluar dari rak buku.

"Sama-sama, di sini sama siapa?"

Amelia menunduk, tatapnya jatuh pada sepasang sepatu yang bergerak karena langkahnya bersama sepasang sepatu lain di dekatnya menuju arah yang sama.

"Sama Melly."

Azka memperhatikan langkah kaki yang sejajar dengan Amelia. "Berdua aja?" tanya Azka lagi.

Amelia mengangguk dalam diam, di sela langkah Amelia melihat ke Azka. "Kamu enggak marah?" Amelia bertanya dengan keraguan, langkahnya terhenti saat Azka tidak lagi melangkah.

"Aku marah kenapa?" Azka menghadap Amelia, memberi tatapan penuh pada tunangannya.

"Emm, karena aku menyerahkan semua persiapan pernikahan sama Abang." Amelia menjawab dengan hati-hati, lalu mengulum bibir.

Azka diam beberapa saat, memperhatikan raut cemas di wajah Amelia. "Kenapa harus Bang Rasyid?" Azka menggerakan tangan, meraih buku didekapan Amelia, kemudian membawa langkah menjauh dari kerumunan ke sisi rak buku Karya Ilmiah.

"Awalnya aku memang nggak setuju karena semuanya diurus oleh Bang Rasyid, aku bertanya-tanya sendiri kenapa bukan kita, tapi aku berusaha memahami kemauan kamu, Amel." sambung Azka setelah memastikan tidak akan ada yang mendengarkan mereka.

"Kalau itu memang apa yang kamu mau, aku bisa menerima. Tapi apa enggak terlalu membebani Bang Rasyid?" Azka bertanya pelan, menatap sepasang manik yang tidak bisa diselami oleh dirinya.

Amelia menunduk, memilin jemarinya. "Abang enggak menolak." ujar Amelia, suaranya perlahan menghilang diakhir kata.

Amelia menarik napas dalam, lalu mengangkat kepala menatap Azka, "Kalau Abang keberatan pasti Abang akan menolak permintaan aku." sambung Amelia, kemudian Amelia mengambil langkah mundur—berbalik ke luar dari balik rak.

Azka menatap dalam punggung Amelia yang perlahan menjauh darinya, lantas Azka menyusul Amelia.

"Loh, kalian kok bisa barengan?"

Amelia mengangkat wajah, dimeja ada Melly yang menunjukkan raut wajah keheranannya karena keberadaan Azka yang kini menarik kursi untuknya.

Amelia menggigit bibir dalam, tidak memberi jawaban apa pun dan membiarkan Azka bergabung.

Imam Pengganti Amelia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang