Bab 25

5.9K 219 11
                                    

Hai aku double updatee.

Koreksi typonya yaaaa.

Happy Reading

Bissmilah


🕊🕊






Amelia mengalungkan kedua tangannya saat Rasyid membawanya ke dalam gendongan. Lalu Rasyid mendudukkan dirinya dengan hati-hati ke kursi roda, Amelia mengerjapkan menatap bangunan rumah di depan matanya.

"Ini hadiah dari kakek untuk pernikahan kalian berdua. Kakek memang sudah mempersiapkan rumah ini sejak lama."

Rasyid membungkuk saat berdiri dibelakang kursi roda Amelia, ia mencium kepala Amelia lalu mendorong Amelia masuk ke dalam rumah yang telah dipersiapkan kakek untuk mereka. Rasyid tahu sang kakek memang sudah merencanakan pembangunan rumah ini sejak ia masih berkuliah, tetapi Rasyid tidak menempatinya karena memilih tinggal di apartemen saja.

"Terima kasih, kakek." Amelia mengucapkannya dengan tulus, ia menunduk pada kaki kirinya yang berbalut struk gips. Kakinya retak cukup parah hampir patah dan mengharuskan Amelia menggunakan kursi roda selama tiga bulan kedepan serta menggunakan tongkat.

"Humiara jika ada apa-apa bisa telepon Mami, Mami tinggal di depan rumah kalian." Hanna mengusap kepala Amelia saat membantu Rasyid menaikan kursi roda ke dalam rumah.

Amelia mengangguk, "Iya, Mami." Rumah yang disiapkan Yusuf Harsyad berada tepat di sebarang kediaman Harsyad. Hanna dan Edwin sudah tinggal di sana selama satu tahun setelah pulang dari Australia.

Amelia melihat jam besar yang terpajang di dinding, sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Amelia melihat ruangan yang sudah terisi oleh perabotan.

"Bunda loh yang memilih isi rumah ini." ujar Hanna memberitahukan. Amelia tersenyum, pantas saja ia merasa tidak asing dengan tata ruangan.

"Adskhan, besok ada yang datang untuk membantu mengurus rumah kalian dan juga membantu Amelia untuk beberapa bulan ke depan sampai benar-benar pulih." Yusuf Harsyad menunjukkan data asisten rumah tangga dan perawat yang akan membantu Amelia.

Rasyid memgangguk, ia mempercayai pilihan sang kakek yang tidak pernah mengecewakan seperti Jonathan.

"Ya susah, kalian istirahat saja. Mami sudah mengabari Bunda dan Ayah kalau kita sudah sampai." Hanna membungkuk mencium pipi Amelia lalu beralih pada Rasyid.

Hanna memeluk lengan Yusuf Harsyad, membawa mertuanya keluar dari rumah Rasyid dan Amelia.

Rasyid mendorong Amelia ke sofa, ia mengangkat Amelia untuk duduk di sofa. "Abang keluar sebentar, ya."

Amelia memandang punggung Rasyid yang melangkah keluar. Amelia mengambil tas jinjingnya, mengeluarkan ponsel lalu mendial nomor Melly.

Rasyid membuka pintu bagasi, ia mengeluarkan dua koper. Lalu menyerahkan kunci mobil kepada Jonathan. "Besok kamu jemput puluk sembilan saja." kata Rasyid, Jonathan memberikan anggukan setelah menerima kunci mobil.

"Kalau begitu saya pamit undur diri, Pak. Selamat beristirahat."

Rasyid membalasnya, "Ya, kamu juga."

Jonathan melangkah mundur. "Selamat malam."

"Malam."

Rasyid menarik dua koper masuk ke dalam rumah, ia menutup pintu setelah pintu pagar menutup otomatis. Rasyid tersenyum pada Amelia yang tengah bertelepon dengan Melly, ia mengangkat naik kedua koper ke kamar utama. Setelahnya Rasyid kembali turun menghampiri Amelia.

Imam Pengganti Amelia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang