Tandain typonya yaaaHappy Reading
Bissmilah
🕊🕊
Aisyah berjalan pelan di depan kamar sang kakak, tangannya menyentuh gagang pintu. Kepalanya menoleh ke sekeliling, memastikan tidak ada orang selain dirinya di lantai dua rumahnya.
Aisyah menarik napas panjang, tadi ia melihat Amelia berada dihalaman belakang bersama dengan Bunda dan keluarga yang lain. Aisyah mengangguk pelan, lalu membuka pintu kamar Amelia.
"Aman...." sebutnya setelah berhasil masuk dan Aisyah langsung menyusuri kamar kakaknya, mulai dari laci nakas dan meja belajar Aisyah tidak menemukan ponsel sang kakak. Aisyah berbalik, melihat ke arah ranjang. Aisyah mengangkat bantal dan ia menemukan ponsel yang dicarinya.
Aisyah bernapas lega, "Ketemu!" Ia harus melakukan misi ini. Kakaknya tidak boleh mengetahui bahwa calon suaminya menghilang tanpa kabar.
Aisyah memutar kepala ke meja belajar Amelia, ia tersenyum melihat buku berwarna merah muda diselipan buku-buku lainnya. Sejak Aisyah membaca isi diary kakaknya, Aisyah paham bahwa sang kakak memiliki perasaan yang dengan Rasyid. Bukan lagi rahasia dalam keluarga mereka, semuanya mengetahui perasaan Rasyid terhadap Amelia. Namun, semua diam karena tidak ingin memaksa kehendak dari satu pihak.
Aisyah menatap ponsel Amelia di genggamnya, lalu ia menyimpannya dalam saku rok yang dikenakan, Aisyah melihat sekelilingnya yang sangat sibuk, orang-orang berlalu lalang.
Kemudian Aisyah keluar dari kamar Amelia, ia menuruni tangga dan disela langkahnya Aisyah akan tersenyum pada orang-orang yang menyapa. Keadaan rumah hari ini semakin sibuk, dan orang yang disibukkan adalah kedua orang tuanya. Siang ini akan diadakan pengajian dan sorenya akan ada agenda siraman.
Aisyah melangkahkan kakinya ke kamar Ayah dan Bunda, setelahnya masuk dan menutup pintu kamar—Aisyah membuka lemari pakaian orang tuanya, ia membuka laci dalam lemari dan mengambil ponsel dari saku lalu menyimpannya ke dalam laci.
Aisyah tahu seharusnya ia tidak melakukan ini, tetapi Aisyah tidak mau sang kakak menerima pesan yang akan membuatnya terluka.
"Ais?"
Aisyah menutup cepat lemari pakaian orang tuanya, ia berbalik, "Bu-bunda."
Bunda berjalan mendekat, "Ais kenapa ada di kamar Bunda? Buka lemari lagi, ada yang dicari?" Bunda menyimpan bunga-bunga di atas ranjang.
"Emm, itu Tante Hanna minta bantu Ais cari Stapler" jawab Aisya, menahan gugupnya.
"Loh, Staplernya udah Ayah kasih tadi ke Tante Hanna. Ais keluar bareng Bunda, yang lain udah pada ngumpul buat makan di halama belakang." kata Bunda. Aisyah mengangguk, ia melangkah bersama Bunda keluar kamar.
Sampai dihalaman belakang, Aisyah memilih duduk di samping Ayah. "Ais, mau Iga Bakar?" Aisyah mengangguk. Aisyah memerhatikan Rasyid yang tengah mengambilkan sate ke piring Amelia, ia juga melihat seluruh anggota keluarga yang berkumpul—tidak ada yang membahas apa yang sedang terjadi.
"Acara pengajian nanti harus pakai baju biru semua, kecuali Humaira pakai baju putih. Ini sudah diputuskan tadi sama kita ibu-ibu." ujar Tante Hanna di sela makan bersama.
Aisyah mengangkat tangannya, "Ais enggak punya baju biru, Tante."
Bunda mengambil udang dan menaruhnya ke piring Yusuf Harsyad. "Udah dipesan nanti sebelum pengajian udah diantar."kata Bunda, "Papa jangan makan banyak dagingnya, ya." lanjut Bunda.
![](https://img.wattpad.com/cover/305006862-288-k589035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Pengganti Amelia (TAMAT)
RomansaHubungan yang terjalin antara Rasyid dan Amelia seharusnya tidak ada yang berubah, keduanya akan tetap menjadi Kakak-Adik yang saling menyayangi. Ya, memang seharusnya begitu ... sebelum kekacauan satu hari menjelang pernikahan Amelia-yang membuat...