Bab 19

3.8K 177 6
                                    

Tolong tandain typonya yaa, ini langsung update nggak revisi dulu

Happy Reading

Bissmilah


🕊🕊














Azka ingat pertemuan pertamanya dengan Amelia ketika penyambutan Maba, hari itu Azka bertugas menjadi panitia acara fakultas. Acara berjalan lancar dari pagi hingga siang, langit memperlihatkan gempulan awan hitam yang bergerak cepat. Hujan turun dengan deras membuat para Maba bergerak dari tenpat—berlari mencari tempat bertuduh.

Suasana menjadi kacau, Azka menarik beberapa Maba ke fakultas terdekat sesuai dengan jumlah yang diperintahkan koordinator lapangan. Azka kembali melihat ke lapangan, ada lima orang yang masih berlari bersama panitia yang mendampingi, tetapi ada satu orang yang berjalan lambat. Azka melihatnya cukup lama, lalu teralihkan saat panitia lain meminta bantuan untuk membagikan makan siang kepada para Maba yang sudah duduk berjajar rapi dikoridor fakultas.

"Ada yang pingsan!"

Gerak tangan Azka terhenti, ia berbalik cepat, "Siapa yang pingsan?" tanyanya sambil melangkah, meninggalkan kantung plastik berisi makan siang untuk Maba.

"Maba dari fakultas Akuntansi. Itu lagi digotong sama panitia perempuan." ujar panitia fakultas ekonomi, "Tolong bantuin, Az. Makin deras hujannya." Azka mengangguk, ia berlalu pergi ke jalan.

Azka melepas jas almamater—menutupi kepala Maba yang pingsan. Kemudian Azka mengangkatnya dalam gendongan.

"Tambah satu orang ya, Az."

Azka mengangguk, lalu menoleh pada dua temannya,"Aman." Setelahnya Azka berjalan cepat.

Azka membawanya ke dalam mushala, membaringkan diatas sajadah yang dibentang temannya. Lalu Azka mengambil jas yang menutupi kepala Maba itu.

Tatapan Azka tertuju pada bate yang dipakai, lalu membaca nama yang tertera. "Amelia Syafiqha Humaira," gumam Azka, lalu mengalihkan tatap pada panitia yang membawa teh hangat.

"Ini karena nambah satu, jatah aku aja dikasih, ya." kata Azka, tatapnya kembali pada Amelia. "Kalau udah bangun kabarin." lanjut Azka sebelum berlalu keluar dari mushala. Azka tersenyum dalam langkahnya, lalu ia membantu teman-temannya membagikan makan siang untuk para Maba.

Sejak saat itu Azka sering bertemu dengan Amelia, ia selalu teringat hari saat penyambutan Maba. Tentu saja Azka tidak bisa melupakannya hari dimana ia bertemu tunangannya dan perjuangannya mengambil hati Amelia.

🕊🕊

Amelia menutup buku, lalu merenggangkan tubuhnya. Amelia menutup mulut saat menguap, lalu melihat jam di meja belajar menunjukkan pukul tiga sore. Amelia bergerak keluar dari meja belajar, ia mengambil khimar dan melangkah keluar kamar. Amelia melihat pintu kamar Rasyid, lalu melihat sekelilingnya sambil menurun tangga. Tidak ada siapapun, langkahnya membawa masuk ke dapur dan menemukan Rasyid yang tengah memasak.

Amelia mencium harum masakannya, "Wanginya enak." serunya melangkah mendekat.

"Humaira." Rasyid tersenyum saat melihat keberadaan adiknya. Rasyid bergeser ke kanan—memberi ruang untuk Amelia.

"Humaira mau Pasta Lasagna?"

Amelia mengangkat kepalanya, ia mengangguk semangat. "Mauu." Amelia membuka mulut saat Rasyid menyuapkan sesendok pasta.

Amelia mengangguk-angguk saat mengunyah, "Enak."

Rasyid mengambil dua piring, lalu menuangkan pasta, satu piring untuknya dan satunya lagi untuk Amelia.

Imam Pengganti Amelia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang