38.

811 75 7
                                    

•••••••••


°°°°°


Sayat menautkan alis, melihat Ashel yang hanya diam sambil tersenyum tidak jelas di hadapannya. Kuku-kuku jari Sayat mulai memanjang dan membentuk cakar, dia akan menyerang Ashel sebelum gadis itu sadar.

Sayat menghilang, dia mulai mencari momentum untuk menyerang Ashel dengan lebih waspada. Karena sebelumnya, gadis itu bisa merasakan hawa keberadaanya dengan mudah.

"Ini saatnya," Sayat bergumam, yakin.

Sayat mulai meluncur ke arah Ashel, ketika sampai di hadapan gadis itu, dia menampakan diri dan menyerang  menggunakan cakar tunggalnya.

Swing

Dang

Sayat kembali mengambil jarak saat serangannya berhasil ditahan oleh Ashel menggunakan tongkat. Dia sedikit membungkuk saat gadis itu mengangkat kepala, bersiap untuk menyerangnya lagi.

Sementara di sisi Ashel, gadis itu masih berada di alam bawah sadar bersama dengan Winwin. Ashel duduk di depan Winwin yang menjelaskan kenapa dirinya ada di sini, gadis itu mendengarkan dengan sangat antusias, sampai tidak sadar bahwa tubuhnya sedang bertarung melawan Sayat.

"Apa kamu paham, Ashel?" Winwin bertanya.

"Iya, aku paham."

"Baiklah, kalau begitu ... "

Tring

Ashel tersentak sadar dan tangannya sedang menangkis serangan cakar. Sayat kembali mengambil jarak dan merasakan bahwa gadis itu telah sadar kembali.

"Akhirnya kamu sadar juga, gadis tidak jelas," Sayat berucap, mengayunkan cakar.

"Winwin mana?" Ashel mencari keberadaan Winwin tanpa menghiraukan Sayat yang ada di hadapannya.

"Hei! Kenapa kamu?! Musuhmu ada di sini!" Sayat berseru, melesat ke arah Ashel yang mengabaikan kehadirannya.

Ashel menoleh ketika merasakan ancaman, matanya terbuka lebar dan segera menghindari serangan cakar milik Sayat. Serangannya tidak berhenti begitu saja, sebelum Ashel mengambil jarak darinya, Sayat segera melayangan cakar ganda ke arah gadis itu.

Akibat serangan tersebut, lengan Ashel terkena dampak. Gadis itu meringis kesakitan sambil memegangi lengan. Kemudian, dia merasakan setengah kesadarannya diambil. Luka yang ada di lengannya perlahan mulai menutup sendiri.

Ashel kembali berdiri sambil memutar tongkat.

Kamu pasti bisa, Ashel

"Suara ini lagi, tapi suaranya beda sama Winwin," Ashel bergumam.

"Jangan melamun!" Sayat menyentak, hendak menyerang Ashel dengan cakar tunggal lagi.

Ashel yang terkejut segera menghindari serangan tersebut, meskipun harus merelakan beberapa helai rambut. Ashel menjaga jarak dari Sayat, napasnya mulai tidak teratur serta pikiran yang masih bingung dengan apa yang terjadi pada tubuhnya sekarang.

The Last Protector of SnagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang