49.

546 63 9
                                    

•••••••


°°°°°


Brush

Freya mendarat, Zee tersungkur. Mereka berdua telah sampai di kota Angpeta saat malam hari. Freya sengaja turun di sekitar gapura untuk melihat situasi yang sangat sunyi di kota tersebut. Zee berdiri, membopong sekantong jahe dan madu, menyusul Freya yang besandar di tembok gapura.

"Kok kita turun di sini?" Zee bertanya melihat ke dalam kota.

"Kita pisah di sini, ak-"

"Kamu mau ke mana?" Zee memotong sebelum Freya selesai berucap.

"Aku harus ke kota Angpa," Freya melempar sekantong limunnya. "Semoga kita bisa bertemu lagi besok." Kemudian, melesat pergi meninggalkan Zee.

Zee yang ditinggal, menatap heran kepergian Freya. Sambil mengikat tiga kantong bahan yang dibutuhkan Ashel, gadis itu berlari kecil ke dalam kota yang di selimuti oleh gelapnya malam.

Dari kejauhan, ada dua pasang mata yang memperhatikan Zee berlari. Kemudian, mulai mengikuti gadis itu lewat celah-celah bangunan kota secara diam-diam.

Swoosh!

"Itu Archer Feng," Ayah Cathy berujar saat mendengar suara lesatan angin lewat di atas rumahnya.

"Zee mana?!" Christy bertanya, agak cemas.

Gita melihat ayah Cathy bergumam, dia beranjak dari duduknya, hendak berjalan keluar dari rumah.

"Jangan keluar!" Ayah Cathy mencegah.

"Kalau kamu keluar, akan dianggap sebagai musuh sama mereka." Ayah Cathy melanjutkan ucapannya, membuat rasa penasaran Chika muncul.

"Mereka, siapa?" Chika bertanya, berdiri di samping Gita.

"Dubal. Dua orang pencuri yang sering mengambil barang-barang berharga di rumah warga. Mereka bukan cuma mengambil, tapi juga membunuh kalau korbannya menentang." Ayah Cathy memberitahu, Chika melirik ke Gita.

"Percuma kalau diam aja, mereka malah leluasa ngambil barang-barangnya." Adel berpendapat, duduk di sebelah Ashel.

"Itu tujuannya, biarkan mereka mengambil barang-barangnya, dan nyawa kita akan selamat." Ayah Cathy menyahut, mendapat decakan kesal dari Adel.

Wush!

Bruagh!

Tanpa aba-aba, Gita dan Chika keluar dari rumah, setelah mendengar suara barusan. Ayah Cathy hendak mencegah, tapi Ashel menghentikannya dan memberitahu untuk tidak usah khawatir.

Di tengah kota, napas Zee tersengal tidak beraturan. Badannya terhempas cukup jauh setelah dihajar oleh dua orang yang tiba-tiba menyerangnya dari belakang.

Zee terbatuk, masih melindungi tiga kantong berisi jahe, madu, dan lemon, walaupun penglihatannya mulai samar.

Set

Set

Dua siluet melesat ke celah-celah bangunan, membingungkan Zee yang terduduk lemah di tengah kota. Sambil mengatur napas, dia berdiri, terhuyung hendak jatuh. Lalu, dua ayunan pedang muncul dari belakang badannya.

The Last Protector of SnagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang