53.

524 48 6
                                    

•••••••


°°°°°

Christy, Flora, dan Ashel masih berlari setelah berhasil melarikan diri dari makhluk menyeramkan di tepi sungai tadi. Christy yang berada di belakang memberi isyarat untuk berhenti, karena dia mulai merasa lelah sebab terus berlari di pijakan salju yang tebal.

Akhirnya mereka berhenti, mengatur napas kembali, saling menatap satu sama lain.

"Kayaknya kita nggak akan bisa lewat sungai itu lagi, deh. Ada penunggunya," Ashel berucap, terduduk di salju, menaikkan tudung jubahnya, dingin.

"Tapi itu satu-satunya jalan, Shel. Iya kan, Flo?" Christy membalas, meminta pendapat dari Flora yang berkacak pinggang di depannya.

"Iya. Tapi, daripada kita ambil risiko, lebih baik cari jalan lain, gimana?" Flora merespon, memberi tawaran ke mereka berdua.

"Kalau cari jalan lain, bakal makin jauh dong. Malah makin lama ketemu sama kak Chikaaa..." Christy merengek, meronta-ronta di tumpukan salju.

"Jangan nangis, Christy." Ashel mendekat, dan mengelus kedua bahu gadis petir itu agar tangisannya reda.

Bukannya berhenti, Christy malah semakin keras menangis. Dia menjerit sambil memanggil nama Chika berkali-kali, membuat Flora sedikit terganggu dengan hal itu.

Bdoom!

Semuannya terperanjat kaget saat mendengar suara dentuman yang sangat keras. Ketiganya saling berpelukan dan menatap arah yang sama, ke sebuah kepulan salju di dekat tebing es.

Shesh

Hawa dingin menerpa tubuh ketiga gadis itu, lalu muncul empat siluet yang terlihat oleh manik mata mereka. Ketiganya mengukir senyum saat menyadari bahwa itu adalah teman-temannya, mereka beranjak dan berteriak kencang menghampiri siluet tersebut.

Namun, saat ketiganya akan sampai ke siluet itu, setengah badan mereka membeku, membuatnya tidak bisa bergerak. Ketiganya mulai kebingungan dengan tindakan yang Gita lakukan, itu yang mereka kira. Tapi, semua perkiraan itu salah, empat siluet tadi mulai menampakkan wujudnya.

Ketiga gadis itu tertegun, tidak bisa berkata-kata setelah melihat wujud ke empat siluet tersebut yang ternyata bukan diantara teman-teman mereka, melainkan orang lain yang berpakaian cukup asing di mata ketiganya.

"Gadis-gadis ini yang kamu maksud, Gracie?"

"Gracie?!" Mereka bertiga terkejut, dan tak lama Gracie turun dari pohon, bersembunyi dibalik orang yang bertanya kepada dirinya.

"Iya, mereka penyebabnya." Gracie menjawab, menggunakan wortel yang dia gerakan ke arah mereka bertiga.

"Penyebab apa?!" Christy yang ada di tengah, bertanya dengan nada yang sedikit meninggi.

"Penyebab makhluk itu kembali." Perempuan berbadan kekar di belakang Gracie berdiri, menjawab pertanyaan Christy.

"Apa?!" Flora mengeraskan rahangnya, dia merasa bahwa orang-orang yang ada di depannya ini telah menuduh mereka bertiga. Seolah-olah sudah membangkitkan makhluk yang dihadapinya beberapa saat lalu.

The Last Protector of SnagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang