•••••••••
°°°°°
"Apa semuanya sudah ada di sini?" tanya Mangkel."Sepertinya," balas Sune.
Mangkel, Sune, Pelege, Kabum, Tahar, Hanta, Sayat, Wedhi, Grusa, dan Grusu. Mereka sedang berkumpul di sebuah ruang bawah tanah yang ada di Kerajaan Semilir. Di dalam perkumpulan itu, Mangkel ingin membahas sesuatu yang terjadi di Kerajaan selama setahun terakhir.
"Melihat situasi yang sudah-sudah, Raja mulai curiga denganku. Dia curiga kalau aku-lah penyebab kejadian itu. Naf dan Nix, dua orang itu yang membuat Raja curiga. Ditambah, waktu mereka tahu kalau Chara sudah mati di peristiwa itu, semakin meyakinkan kalau aku pelakunya," Mangkel menjelaskan, berdecak kesal.
Sune yang duduk dengan tangan menyilang di dada, melihat Mangkel.
"Itu sudah jadi kebiasaanmu kan, Tuan?" Sune berucap, menyeringai.
"Apa rencanamu sekarang, Mangkel?" Pelege bertanya lewat tatapan angkuh.
Suasana sedikit hening, hanya tetesan air yang meramaikan ruangan tersebut. Dari wajah Mangkel, terlihat dia sedang mencari jalan keluar. Sune terlihat santai dengan kakinya yang terangkat ke atas meja. Pelege menunggu jawaban dengan rahang yang sudah mengeras. Kabum hanya berdiri di anak tangga sambil melirik ke arah Sune. Tahar berjongkok di samping Kabum sambil memainkan pasir dengan jari telunjuk. Sayat menghilangkan hawa keberadaannya di samping Pelege. Hanta duduk di atas meja sambil melihat Sayat. Serta Wedhi bersandar di sebuah tiang kayu dengan pedang yang dia dekap. Dan si kembar yang tampak kantuk dengan badan penuh luka memar.
"Aku sudah tahu jalan keluarnya," Mangkel mengakhiri keheningan itu.
"Apa?" Pelege mendesak.
"Kamu akan tahu besok," Mangkel menjawab, menyeringai aneh.
"Pak Mangkel," Grusa bersuara.
"Hm,"
Bruk
"Kita minta maaf!" si kembar bersujud di depan Mangkel duduk. Lainnya yang tahu alasan si kembar melakukan itu, hanya melihat mereka berdua dengan tatapan berbeda-beda.
"Aku tahu, apa alasan kalian?" Mangkel bertanya.
"Saat kita akan menyerang ada orang mengerikan muncul di hadapan kita, Pak," Grusa memberi tahu.
"Iya, awalnya kita sedang menunggu kode darimu untuk menyerang, ta-"
"Tapi tiba-tiba dia datang dan menyerang kita, Pak!" Grusa berseru, memotong ucapan Grusu.
"Ada yang tahu siapa orang itu?" Mangkel bertanya ke yang lain.
"Aku hanya tahu, kalau dia bukan berasal dari Kerajaan ini," Sune merespon.
"Kamu pernah bertemu dengan dia, Sune?!" Pelege menatap tajam.
Sune mengangguk. "Saat turnamen dulu," balasnya.
Semua memasang ekspresi bingung saat mendengar ucapan Sune, mereka jadi penasaran siapa orang yang dimaksud.
"Yang mana?!" Pelege bertanya lagi, tidak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Protector of Snaga
De TodoPara remaja yang dipanggil ke dunia bernama Snaga, untuk mewarisi kekuatan sebagai pelindung tempat tersebut. Voting dan komen cerita ini kalau kalian suka atau penasaran. Difollow juga boleh, jika kalian berkenan, hehe ... Sudahlah, itu saja. Ti...