3.

2.2K 139 3
                                    

•••••••••


°°°°°

"Bu Indah, saya izin ke toilet," Zee berdiri dari duduknya.

Bu Indah yang tengah mengajar mengizinkan Zee untuk keluar. Gadis itu keluar dari kelas sambil menyeringai, dia tidak pergi ke toilet melainkan pergi ke kantin.

"Udah sarapan tapi masih lapar, haaahhh!" gerutunya berjalan menyusuri lorong.

"Shizu Shui."

"Hm?" Zee menoleh ke belakang, "Suara apaan tadi?"
 


 
Hluruk~
 
 
"Akh ... perut aku ternyata." Zee memegang perutanya lalu, "MAKAN!!" brteriak sambil berlari ke arah kantin, setelah itu ada seseorang muncul dari lorong lain.

"Terlalu dini memanggilnya seperti itu." Orang itu adalah Justizia, menyamar sebagai salah satu guru yang ada di sekolah Zee.

'Cincin apa ini?'

"Hah?" Justizia mendengar sesuatu, dia melihat sekitar dan segera menghilang menuju sumber suara yang dia dengar tadi.

Tanpa sepengetahuan Justizia, ada orang yang melihat kepergiannya, yaitu Zee.

"SETAN!!!" Zee berlari ketakutan, dan dia berjanji tidak akan lewat lorong itu lagi.
 
 
°°°°°
 
 
"Makasih kak." Gita tersenyum simpul setelah melayani pembeli, dia bekerja sebagai kasir di sebuah toko buku. Dirinya melakukan itu untuk merawat sang adik yang masih kecil. Namun, setelah mengetahui Nita hilang, mentalnya agak goyah.

"Gantian Git," Gita tersadar dan keluar dari tempat kasir, teman satu kerjanya melihat dirinya seakan ingin menanyakan sesuatu.

"Git, kamu udah ... " belum selesai temannya bicara, Gita sudah pergi ke arah rak buku.

Gita berhenti di rak buku bagian sejarah. Daripada meratapi adiknya yang hilang, dia ingin melupakan masalah itu sejenak dengan membaca buku favoritnya.

"Shizu Led."

Alis Gita menaut, telinganya samar-samar mendengar suara seseorang. Dia melihat temannya yang ada di kasir, lalu melihat ke arah jendela, dan terakhir melihat air conditioner yang baru saja berbunyi.

Nita, kakak bakal berusaha

Gita memejamkan matanya dan menghela nafas.
 
 
Shesh
 
 
"Heung?"

"Apa tadi?" Gita kembali melihat air conditioner, dia berpikir bahwa hawa dingin tadi berasal dari benda itu.

Setelah dirasa aman, Gita melanjutkan membaca buku, pikirannya mulai tenang ketika musik toko tersebut diputar, sejenak dia melupakan masalah yang dia timpa pagi tadi. Tubuhnya bersandar di rak buku, dan perlahan terduduk lalu menutupi wajah menggunakan buku yang dia baca.

Tunggu kakak, Nita
 
 
°°°°°
 
 
Ashel mendengus, dia melihat teman sekelasnya tengah berolahraga di lapangan, sedangkan dia? Tidak. Karena Ashel lupa membawa seragam olahraga, dan berakhir dia duduk bersama guru penjasnya.

"Pak Bihan, saya izin ke toilet ya pak," Ashel berucap, meminta izin.

"Yaa, kalo sudah selesai langsung kelapangan jangan mampir kantin."

"Hehe, bapak tahu aja kalau saya mau ke kantin,"

"Karena kamu selalu melakukan itu di jam pelajaran saya."

The Last Protector of SnagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang