•••••••••
°°°°°Matahari terbenam menandakan hari mulai malam, mereka bertujuh masih berada di hutan lebat itu setelah sekitar 10 jam berjalan mencari jalan keluar. Flora, Ashel, dan Christy, mulai kelelahan, sedangkan yang lain masih bisa memaksakan tubuhnya untuk tetap berjalan.
"Ah,"
Grep
Flora terjatuh tepat di punggung Adel, dengan sigap dia segera mengalungkan tangan gadis itu ke bahunya. Gita menoleh ke belakang dan memberi instruksi untuk berhenti sejenak. Zee menghampirinya dari belakang, dia duduk di depan gadis itu yang bersandar di sebuah pohon besar.
"Mau gantian bawa ranselnya kak?" Zee menawari bantuan ke Gita yang masih mengatur napas. Gita menggeleng dan mengeluarkan kompas dari dalam ransel.
Flora dan Adel saling bersandar satu sama lain, menggerakan tangannya ketika melihat buah-buahan yang ada di atas pohon. Tidak membutuhkan waktu lama, buah-buah itu datang ke hadapan Flora. Ashel yang melihat hal tersebut mulai mendekat ke arah gadis itu, diikuti oleh Chika dan Christy.
Ketika yang lain tengah menikmati buah-buahan, Gita dan Zee hanya melihat mereka dari kejauhan.
"Aku baru sadar, baju yang dipakai Christy itu baju sekolah," Gita berucap, setelah memperhatikan Christy.
"Eh? Iya juga," Zee tersadar, melihat Christy.
"Kak Gita," Gita menoleh ke Zee.
"Kok kakak tiba-tiba punya elemental es sih? Gimana ceritanya?" tanyanya, semu berbisik.
"Aku juga nggak tahu, tiba-tiba aja tangan aku bisa ngeluarin es" Gita menjawab singkat.
"Kak Gita, Zee," Chika datang membawa beberapa buah untuk mereka berdua, Zee menerima buah itu dan segera memakannya, sedangkan Gita hanya mengangguk sebelum Chika pergi.
"Flo, kalau capek tuh bilang, jangan maksain diri, udah tahu badannya kecil selaluuu aja maksain diri," Adel mengeluh ke Flora, gadis itu tidak merespon, dia hanya melihat Adel sambil menikmati buah.
wush~
Sebuah angin tenang menerpa mereka, Chika yang suhu tubuhnya berubah merasa ada sesuatu di hembusan angin tadi.
"Hm?"
"Kenapa Flo-"
Swush
Tratk
Sebuah anak panah tertancap tepat di samping Gita yang bersandar, dia terdiam di tempat. Zee berdiri dan melihat arah datangnya anak panah tadi.
"Datangnya dari sana!" Flora berseru, menunjuk ke arah timur.
"Adel! Ayo kita cek!" Zee beranjak, Adel mengangguk dan segera menyusul gadis itu yang berlari lebih dulu.
"Kalian!" terlambat, dua gadis tadi sudah hilang dari pandangan Chika.
"Kak Gita gkpapa?" Christy menghampiri Gita bersama Ashel dan Flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Protector of Snaga
De TodoPara remaja yang dipanggil ke dunia bernama Snaga, untuk mewarisi kekuatan sebagai pelindung tempat tersebut. Voting dan komen cerita ini kalau kalian suka atau penasaran. Difollow juga boleh, jika kalian berkenan, hehe ... Sudahlah, itu saja. Ti...