•••••••
°°°°°
"BOGEMAAA!"
Bruagh!
Gita melompat, menghindari serangan gada milik Mangkel. Badannya agak oleng saat mendarat, karena sisa getaran kekuatan besar tadi. Zee yang ada di belakang Mangkel, mulai berlari, mengayunkan pedangnya, berteriak.Mangkel menoleh, menyambut gadis itu dengan tusukan gadingnya. Zee terkesiap, setengah badannya mengeluarkan aura biru, menghindari gading raksasa itu lewat gerakan akrobatik, dirinya mendarat di samping Gita berdiri.
"Kak Gita, aku..." Zee menghentikan kalimatnya saat melihat tubuh Gita yang mengeluarkan aura es, dengan butiran salju di sekelilingnya.
"Kalau kamu takut sama dia, se-enggaknya jangan jadi beban," ucapan Gita agak menohok untuk Zee, yang memang sedang ketakutan.
"A-aku bakal berusaha, kak." Gita mengangguk, menjentikkan jarinya.
"Snowflake."
Mangkel merasakan sesuatu, dia menunduk dan dikejutkan oleh air yang mulai membekukan kakinya. Lewat gerakan yang cepat, dia bisa menghindari serangan pembuka dari gadis es itu.
Gita mendecih, menurunkan tangannya, melirik ke belakang. Zee sudah beranjak dari tempatnya, berusaha menyerang Mangkel dari udara.
Zee mengangkat pedangnya, Mangkel yang menyadari, segera mengayunkan gadanya untuk menyambut serangan gadis itu.
Druing!
Senjata mereka berbenturan, Zee terpenntal menubruk pilar, Mangkel tertawa dengan mulut yang lebar.
"Kamu pikir serangan sampah tadi bisa menyerangku, gadis air?!"
Gita yang menghampiri Zee jatuh, menatap datar ke arah Mangkel. Membantu Zee berdiri, sambil menyusun rencana di kepalanya.
"Zee, kita mungkin bisa kalahin dia, buat dia terpojok atau menyerah. Aku tahu kedengarannya mustahil, tapi aku yakin, Zee. Kita bisa," Gita mulai melapisi tangannya dengan es.
Zee yang mendengar ucapan Gita, berusaha menahan rasa takutnya. Setiap kali dia mendongak melihat Mangkel, dia langsung membuang pandangannya ke arah lain. Mangkel yang berdiri angkuh di depan mereka, memperhatikan lewat tatapan mata yang remeh.
Mangkel berpikir jika meladeni kedua gadis itu, hanya akan menghambat dirinya untuk pergi. Lagipula, dia sudah mendapat apa yang dia inginkan. Tapi tidak ada salahnya jika dirinya ingin memuaskan hasrat bertarungnya.
"Aku akan menguji kalian, seberapa jauh bisa bertahan dari seranganku," Mangkel berujar, mengangkat gadanya.
Gita dan Zee bersiap.
Mangkel memutar gada, berlari ke arah kedua gadis itu. Mereka segera menghindar ketika gada menghantam lantai. Zee mendongak setelah berhasil mengelak, pedangnya terlapisi oleh air, matanya melirik ke kiri saat Suho memberi instruksi.
Zee melesat, meninggalkan pijakan air di setiap langkah cepatnya. Dia muncul dari samping Mangkel, mencoba menebaskan pedangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Protector of Snaga
AltelePara remaja yang dipanggil ke dunia bernama Snaga, untuk mewarisi kekuatan sebagai pelindung tempat tersebut. Voting dan komen cerita ini kalau kalian suka atau penasaran. Difollow juga boleh, jika kalian berkenan, hehe ... Sudahlah, itu saja. Ti...