"Maksud kalian ... Hodomos sudah merusak gerbang? Dia tidak pernah berubah rupanya," kata Hernia.
Ringo memiringkan kepalanya dengan wajah penuh kebingungan. Dia tidak mengerti bagaimana Hernia bisa mengetahui tentang Hodomos.
"Bagaimana kamu bisa tahu tentang sifat Hodomos?" tanya Ringo, membuat Arin sedikit panik karena pertanyaan tersebut cukup sensitif baginya.
Hernia tersenyum, namun suaranya terpotong ketika Arin menjelaskan Ringo baru saja tiba di perkemahan beberapa hari yang lalu.
"Astaga, tunggu sebentar! Kalau kamu anak baru di sini, mana mungkin kamu tahu tentang perkemahan?" tanya Prinka dengan heran, mengacungkan tangannya seperti murid yang ingin bertanya di kelas.
Hernia menoleh ke arah Prinka dengan tatapan bingung, "Aku yang menemukannya. Dia tersesat. Dari perilakunya, dia sepertinya anak Zeus dan kemungkinan besar orang yang baik."
Phalasia tersenyum tipis, "Dia punya masalah keluarga yang rumit, mirip denganku. Aku anak setengah dewa yang ditolak keluargaku."
Hernia terkejut mendengar itu, "Ada apa dengan para dewa belakangan ini? Mereka tidak seperti biasanya!"
"Maksudmu?" tanya Arin, tidak mengerti apa yang diucapkan Hernia. Hernia menghela napasnya, bangkit dari duduknya menuju sebuah laci di bawah meja pantry.
Dia mengeluarkan sebuah buku usang dari laci tersebut. Hernia membuka buku itu dan berbisik kecil seperti mencari sesuatu. Halaman 106 terbuka di sana, menampilkan silsilah keluarga Zeus dengan jelas. Ringo menelusuri sebuah nama yang tidak asing baginya. "Perseus."
"Apa yang istimewa dengan nama itu?" tanya Arin penasaran.
"Itu namaku," kata Ringo tiba-tiba.
Kelima anak itu terkejut mendengar pernyataan Ringo. Ternyata apa yang dikatakannya benar. Kehidupan Ringo bagaikan legenda Perseus, namun tak diketahui oleh banyak orang.
Hernia membalikkan halaman buku itu ke halaman 107.
"Lima anak dewa akan menemukan api kehidupan, dan ... aku tidak bisa membacanya karena halaman ini begitu buram," ucapnya.
Tangannya memutar buku itu ke arah Arin dan Phalasia. Ternyata, halaman tersebut benar-benar tertutup oleh sesuatu yang mengering dan lengket.
"Halaman itu terkubur dalam tanah yang lembab dan akhirnya menjadi fosil ketika musim berubah," ucap Prinka sambil menyeruput coklat terakhirnya.
Ringo menyadari ada yang aneh dari buku tersebut. "Buku ini tampaknya disambung. Lihatlah halaman di tengah dan halaman terakhir. Dua warna kertasnya sangat berbeda, seolah-olah salah satu di antaranya ditempelkan," ujarnya.
Hernia memutar buku itu kembali ke arah Ringo. Matanya terpaku pada apa yang dia tunjukkan. Dia melihat dua halaman, satu dengan warna kuning tua dan satu lagi dengan warna kopi susu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ringo : Catching Fire (Revisi)
Aventure[Jangan Plagiat] Di alam semesta yang penuh dengan dewa dan kutukan kuno, lima jiwa berani merentasi utara yang gelap untuk menemui dewa yang terbantai. Tetapi takdir memiliki rencana lain, ketika empat di antaranya menghilang tanpa jejak, meninggal...