First moment :)

6.5K 506 18
                                    

Annyeong ..

Buat yang nunggu interaksi Jenlisa di cerita ini, mohon bersabar ya .. :)

___________

.

Jennie telah sampai di rumahnya dengan diantar dua mobil, satu miliknya dan satu milik Diana yang dikendarai oleh pengawalnya.

Jennie tidak lupa mengucapkan terimakasih pada keduanya sebelum mereka pergi.

Penampilannya sungguh berantakan, mata sembab karena menangis sepanjang jalan dan wajahnya mulai terlihat memar kebiruan.

Jennie memasuki gerbang dengan langkah lemah. Mengabaikan beberapa penjaga yang menanyakan perihal keadaannya. Bahkan membiarkan mobilnya terparkir di luar mansion.

Jennie lalu membuka pintu utamabdan segera berlari ketika melihat ayahnya sedang bersantai di sofa sambil menonton televisi.

Jennie kemudian duduk di sebelahnya dan langsung menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan sang ayah yang tidak tahu apa-apa dan dia menangis tersedu-sedu di sana.

"Hey, hey, ada apa baby?". Tanya ayahnya bingung.

"Aku takut appa". Balas Jennie di sela tangisnya.

"Takut?". Ayahnya kembali bertanya.

Jennie menarik diri dari pelukan, lalu mengangkat wajahnya dan berkata.

"Dia appa". Jawab Jennie singkat.

"Dia siapa?".

"Tunggu_".

Kim akhirnya menyadari sesuatu.

"Siapa yang melakukan ini?". Tanya Kim seraya memegang rahang Jennie dengan ibu jarinya.

"Laki-laki brengsek itu?". Kim menduga dengan nada emosi, dan Jennie menganggukinya.

"Aku takut appa". Jennie kembali memeluk ayahnya erat-erat.

"Kalau saja tidak ada yang menolongku, mungkin aku sudah mati appa". Jennie mengadu.

"Apakah dia juga yang mengantarmu pulang, kenapa tidak kau ajak masuk?".

"Appa harus berterimakasih padanya".

"Dia seorang perempuan appa, dia pemilik butik dimana aku tadi berbelanja". Jennie melepas kembali pelukannya lalu menghapus sendiri air matanya.

"Dia bersama pengawalnya, dan pengawalnya yang mengantarku pulang". Lanjutnya mulai sedikit tenang.

"Appa". Panggil Jennie tiba-tiba.

"Hm hm?".

"Sebenarnya tadi aku ingin mampir ke kedai es krim appa". Keluh Jennie mengerutkan bibirnya.

"Kau mau ke sana? Biar appa antar". Kim menawarkan diri, membuat Jennie tersenyum lebar mendengarnya.

"Tapi aku takut appa". Jennie kembali melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Appa akan panggil paman Woo Bin untuk ikut bersama kita, bagaimana?".

Kim Woo Bin adalah salah satu pengawal pribadi keluarga Kim.

"Kalau begitu panggil lah, aku sudah tidak sabar, aku ingin makan es krim yang banyak, nyam nyam nyam".

Kim terkekeh melihat putrinya yang masih saja menggemaskan di usianya yang ke 23 tahun itu.

Sampai kemudian sebuah ide muncul di kepalanya.

"Hm, baby?".

"Iya?".

IT'S ME LALISA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang