Why do you hate me .. dad?

6.1K 492 22
                                    

Annyeong ..
Masih ada yang baca gak ya .. :)

______

.

Lisa POV

Waktu menunjukan pukul 23.23.
Aku masih mencoba untuk mengistirahatkan mataku. Alih-alih tertidur, bayangan tentang hari itu justru kembali muncul setelah sekian lama.

Hari itu adalah hari kelulusanku di tingkat menengah atas . Siapa yang tidak bahagia ketika dinobatkan sebagai lulusan terbaik seangkatan.

Namaku disebutkan untuk menaiki panggung dan menerima beberapa apresiasi atas prestasi yang berhasil ku raih selama masa pembelajaran.

Aku dengan percaya diri melangkah, menapaki tangga demi tangga, hingga sampai pada titik yang ditentukan.

Mendapatkan tepuk tangan dan sorak sorai dari segenap dewan guru juga teman-temanku.

Aku tersenyum penuh bangga pada diriku sendiri.

Ketekunanku dalam belajar selama ini tidak sia-sia sama sekali.

Ketika piala itu telah mendarat di tanganku, tiba-tiba seorang guru yang berada tepat di bawah panggung menggumamkan kalimat yang itu masih terdengar olehku.

"Anak ini sangat berprestasi, sudah pasti kedua orang tuanya bangga padanya".

Aku menoleh ke arah sumber suara itu dan tersenyum sekilas.

"Baik, untuk wali dari Lalisa dimohon untuk menaiki panggung, mungkin untuk menyampaikan sesuatu, karena kita semua tahu bahwa, Lalisa adalah lulusan terbaik, siswa teladan yang menyimpan beribu-ribu prestasi gemilang, dan saya yakin, tidak ada yang lebih bangga melebihi bangganya kedua orang tuanya, bukan begitu?". Seorang guru yang menjadi pemandu acara berbicara tepat di sebelahku.

Mataku mulai mencari-cari keberadaan orang tuaku, setidaknya ibuku. Karena pada hari itu seluruh siswa datang bersama dengan walinya.

Guru tersebut mengulangi panggilannya, namun tidak ada pergerakan apapun.

Aku terus mengedarkan pandanganku bahkan ke segala sudut ruangan, tapi aku tidak dapat menemukan siapa-siapa.

Aku mulai tertunduk lesu, dan hampir menjatuhkan piala yang sedari tadi ku junjung dengan penuh kegembiraan.

"Lalisa, apakah surat dari sekolah sudah kau sampaikan pada walimu nak?". Guru itu akhirnya bertanya dan aku mengangguk sebagai jawaban.

"Lalu, apa kata mereka? Apakah mereka akan datang?".

"Aku tidak tahu". Tanpa sadar suaraku mulai gemetar.

Guru itu lalu berbisik sambil menepuk-nepuk bahuku.

"Ya sudah, tidak apa-apa kalau memang mereka berhalangan hadir, sudah, jangan menangis, kau ini anak yang hebat, kau tahu?".

Aku semakin menunduk dan air mataku mulai menetes.

"Biar saya wakilkan oke, mereka harus tau betapa hebatnya dirimu, tersenyumlah untuk dirimu, saya bangga padamu, kami semua dewan guru bangga padamu". Tambahnya sebelum menyampaikan pidato mewakili orang tuaku, dan itu berakhir dengan tepuk tangan dari semua yang orang yang ada di dalam ruangan.

Aku memberanikan diri untuk menatap ke arah mereka lalu tersenyum penuh haru.

Setelah menyelesaikan semua rangkaian acara, akhirnya tiba saatnya pulang.

Aku tidak sabar untuk mempersembahkan piala ini pada ibuku, aku yakin, dia bangga padaku, pasti.

Aku duduk di depan gerbang menunggu jemputan. Ibu adalah orang yang biasanya menjemputku pulang.

IT'S ME LALISA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang