Thinking

3.8K 279 3
                                    

Annyeong ..
Cuaca lagi labil yeorobun, jangan malas buat jaga kesehatan oke.
Gimana mo jagain ayang, kalo kelen sendiri sakit ..
:)

________

.

.

Prrakk

.

.

"Hey, what's wrong baby?". Tanya Lisa yang baru datang dan melihat Jennie melemparkan ponselnya dengan tangan yang gemetar.

Kali ini pesan tersebut cukup membuat Jennie gentar, karena menyertakan nama Lisa di dalamnya. Yang itu berarti memang ditujukan untuknya.

Lisa pun mengambil ponsel itu kemudian duduk di sebelah Jennie yang terlihat ketakutan. Jennie tidak mengatakan apapun, hanya menunjuk dan memberi isyarat pada Lisa untuk membuka ponselnya. Dan dengan cepat Lisa melakukannya.

"What the f__". Lisa mengumpat begitu membaca satu persatu pesan yang baru saja Jennie terima dari nomor asing tersebut.

Lisa lalu meletakkan ponsel itu di meja dan hendak memeluk Jennie ketika Diana tiba-tiba datang menghampiri keduanya.

Jennie bergegas menyembunyikan rasa ketakutannya itu dan membungkusnya dengan wajah yang penuh senyum sumringah, kemudian bangkit untuk menyambut calon ibu mertuanya itu.

"Selamat pagi aunty". Jennie menghampiri dan memeluk Diana.

"Pagi sayang". Balas Diana menerima pelukannya sekilas dan melepaskannya lagi.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama". Ucap Diana kemudian.

"Tidak apa aunty". Jawab Jennie.

Setelah beberapa menit berbincang-bincang ringan, Diana lalu mengajak Jennie dan Lisa untuk menikmati hidangan yang telah ia siapkan sebelumnya. Dengan penuh semangat Lisa menggandeng Jennie berjalan menuju ke meja makan.

Meskipun sedikit malu-malu, Jennie terlihat sangat menikmati apa yang Diana suguhkan. Terlebih ini adalah pertama kalinya ia makan bersama orang tua dari kekasihnya.

Lisa sesekali menyuapi Jennie dengan sedikit menggodanya, untuk menunjukan pada ibunya betapa ia sangat bahagia memiliki bayi kucing itu sebagai kekasihnya.

Diana terus melemparkan senyum dengan apa yang dilakukan anak gadisnya itu. Seolah membenarkan jika Lisa memang terlihat lebih bahagia setelah berpacaran dengan Jennie. Diana sangat bersyukur, karena setidaknya ada Jennie yang mengisi hari-hari Lisa sehingga ia tidak lagi merasa kesepian selepas kepergian Jackson yang merupakan satu-satunya teman yang Lisa miliki selama ini.

30 menit kemudian.

Ketiganya telah menyelesaikan makan paginya dan kembali duduk di ruang tamu.

Lisa mulai mengutarakan maksud kedatangannya yang tak lain adalah meminta restu dari ibunya untuk melakukan misinya, memecahkan teka-teki yang selama ini membelenggu hubungan antara dia dan ayahnya.

"Nak, tapi Thailand itu luas, apa kau yakin?". Tanya Diana dengan nada cemas.

"Aku yakin mom". Jawab Lisa tegas.

IT'S ME LALISA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang