As you hope

4K 297 19
                                    

Annyeong ..
Terimakasih buat kelen yg uda ngasih support buat author ..
Sekecil apapun apresiasi dr kelen, itu bikin author jd semangat nulis nya ..
:)

________

.

"Ke luar kota? 4 hari?". Lisa mengulang kalimat untuk mengonfirmasi kebenarannya, dan Jennie menganggukinya.

"Acara kantor?". Tanya Lisa lagi.

"Apalagi, aku sudah menolaknya, tapi appa memaksa, kau tahu kan hon, dia keras kepala".

"Appa bahkan memintaku untuk berpidato, mewakili perusahaan, huh, yang benar saja". Jennie kembali menjeda kalimatnya.

"Ya aku tahu, tidak lama lagi aku akan menggantikan posisi appa, tapi aku belum siap untuk itu hon". Lanjut Jennie mengeluh.

Lisa belum menemukan kata untuk menanggapi, namun tangannya tidak berhenti membelai rambut Jennie yang masih berbaring di pangkuannya.

"Honey". Jennie menepuk pipi Lisa dari bawah untuk menyadarkan lamunannya. Dan Lisa seketika mengerjapkan matanya.

"Ahh, ya baby".

"Kau tidak mendengarkanku?". Erang Jennie kesal karena Lisa masih membisu.

"Aku mendengarkanmu sayang, kau bilang kau akan pergi ke luar kota, 4 hari, untuk urusan perusahaan, kau sudah menolaknya, tapi appa memaksa".

"Kau juga diminta untuk berpidato mewakili appa sebagai CEO, tapi kau bilang kau belum siap melakukannya".

"Itu kan yang kau bicarakan?". Lisa menjabarkan apa yang dia dengar.

"Ya, tapi kau tidak memberi tanggapan apapun". Sanggah Jennie masih kesal.

"Aku ada di pihak appa, jadi aku bingung mengatakannya, aku takut kau bertambah kesal, itu sebabnya aku diam". Lisa ragu mengatakannya, seolah dia tahu bagaimana Jennie akan bereaksi ketika mendengar pengakuan darinya.

"Huh, jadi kau mendukung appa?". Jennie memberi jeda pada kalimatnya, menatap tajam pada yang diajak bicara.

Lisa menggigit bibir bawahnya, bersiap untuk mendengar kalimat berikutnya.

"Ouhh ya ya ya, aku tahu, aku tahu, kau menyuruhku pergi, supaya kau bisa bebas menemui wanita itu, ya kan?!". Lanjut Jennie dengan nada sarkas.

"Yak, yak, bukan seperti itu baby". Lisa terkejut dengan opini yang baru saja Jennie ungkapkan.

"Hm".

"Apa yang dibilang appa itu benar, kau sebentar lagi akan menggantikan posisi dia sebagai CEO perusahaan, jadi kau memang sudah seharusnya belajar menyesuaikan diri". Lisa menghentikan ucapannya untuk sejenak menatap ke wajah kekasihnya.

"Tentu saja aku mendukung keputusan appa, karena aku yakin, kau pasti akan menjadi CEO yang hebat kedepannya, dan kau tahu?". Lisa menghentikan lagi ucapannya, kali ini untuk mencuri ciuman di bibir Jennie yang sedari tadi mengerucut karena kesal.

"Aku sangat bangga padamu". Lisa mengakhiri kalimat dengan senyum lebar di wajahnya.

"Tapi kita akan berpisah selama itu honey, aku tidak mau". Jennie melengkungkan bibirnya ke bawah sambil terus memainkan jari-jari Lisa.

IT'S ME LALISA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang