Menjadi "anak yang tidak diinginkan" adalah bukan pilihan, namun takdir mengharuskan Lalisa menerimanya dengan besar hati.
Membiarkan luka mengendap di dasar hatinya.
Satu keyakinannya adalah bahwa setiap kehidupan pasti ada kebahagiaan menyertainya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Utu tu tu tu tantik tekayi baby .. 😘😘
______________
.
.
.
"Turun". Perintah Lisa pada Jennie.
"Hon__". Jennie hendak menyela tetapi Lisa memotongnya.
"Turun". Lisa mengulangi kalimatnya.
"Honey, aku__".
"Aku bilang turun Jennie". Lisa menatapnya tajam tanpa ada senyum sedikitpun di wajahnya. Hal itu membuat Jennie semakin gemetar karena benar-benar takut dengan aura Lisa saat ini.
Jennie menatapnya sekali lagi untuk memastikan apakah Lisa hanya bergurau, atau dia sungguh-sungguh dengan ucapannya. Nyatanya Lisa tidak menampakkan tanda-tanda jika dia sedang bercanda. Lisa justru mengangkat tangannya, dan mengisyaratkan Jennie untuk segera turun dari mobilnya sendiri.
Jennie hanya mengangguk lemah sebelum dia melepas sabuk pengaman untuk kemudian turun dari mobilnya seperti yang Lisa perintahkan.
Jennie akhirnya turun dari mobil dengan perasaan yang kacau. Dia menangis memunggungi mobilnya karena benar-benar takut dengan sisi Lisa yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Jika saja Jennie tahu Lisa akan bereaksi seperti sekarang, dia mungkin tidak akan pernah menggodanya hanya untuk bercanda.
Apa yang terjadi selanjutnya adalah hal yang tidak pernah Jennie bayangkan sebelumnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aaaaaaaaaaaa". Jennie berteriak karena seseorang tiba-tiba mengangkat dan menggendongnya begitu saja seperti karung beras.
