Annyeong ...
_____
.
Begitu masuk di ruang kerjanya, Soo Hyun lalu menyuruh Lisa duduk di kursi yang berada tepat di hadapannya. Tubuh Lisa mendadak lemas, berkeringat, dan diselimuti kecemasan yang memenuhi hati dan juga pikirannya. Bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan dia terima, bahkan yang terburuk sekalipun. Lisa bahkan tidak berani menatap Soo Hyun dan hanya menunduk memainkan jari-jarinya.
"Lisa". Gumam Soo Hyun mengawali percakapan.
Dengan gemetar Lisa perlahan mengangkat kepalanya.
"Aku sudah mendengar semuanya, tentang apa yang terjadi selama aku di luar kota". Soo Hyun menjeda kalimatnya.
"Aku bersyukur bahwa kau selamat dari penyekapan itu, karena aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi apa-apa denganmu".
"Maksud paman?".
"Kau tahu Lisa, bahkan sebelum kau berhubungan dengan Jennie, kau sudah ku anggap seperti anak kandungku sendiri, jadi kau sepenuhnya adalah tanggung jawabku, terlebih, kau tinggal di sini".
"Terimakasih paman".
"Tapi, tujuanku memanggilmu kemari bukan untuk membahas tentang penyekapan itu".
"Karena menurutku, itu semua adalah musibah, dan kita tidak ada yang tahu".
"Aku hanya ingin mengingatkan, supaya kedepannya kau bisa lebih berhati-hati".
"Iya paman".
"Yang ingin aku tanyakan di sini adalah, apa alasan di balik tindakan konyolmu itu, hm?".
"Biar apa kau melakukannya?".
"Lalu, setelah kau mati, apa yang kau dapatkan?
Lisa berusaha merangkai kata untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Soo Hyun meskipun lidahnya membeku begitu saja.
"A-a aku_".
"Aku lelah paman". Jawab Lisa seadanya.
"Lelah?".
"Aku lelah menjadi orang yang tidak berguna". Ungkap Lisa lirih.
"Dari mana kau mendapat pemikiran seperti itu Lisa?".
"Semenjak aku berhubungan dengan Jennie paman".
"Memangnya, apa yang sudah dia lakukan padamu? Apa dia menyakitimu?".
"Tidak paman".
"Lalu?".
"Dia terlalu sempurna untukku paman, aku merasa kecil di hadapannya".
"Aku hanya seorang anak buangan yang tidak memiliki masa depan, tidak berpendidikan, pekerjaanku hanya sebatas supir, hidup sendiri tanpa keluarga, dan bahkan, sekarang aku menumpang hidup padamu".
"Sangat berbanding terbalik dengan Jennie".
"Jennie memiliki segalanya".
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME LALISA ( TAMAT )
Dla nastolatkówMenjadi "anak yang tidak diinginkan" adalah bukan pilihan, namun takdir mengharuskan Lalisa menerimanya dengan besar hati. Membiarkan luka mengendap di dasar hatinya. Satu keyakinannya adalah bahwa setiap kehidupan pasti ada kebahagiaan menyertainya...
