Suddenly

3.5K 256 24
                                    

Annyeong ..
Ada yang sampe nangis gak sih baca cerita ini?
Kalo ada, bisa kali ya author jualan tisu ..
:)

____

.

Lisa dan Jennie telah sampai di depan gerbang panti asuhan ke dua.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Lisa terlihat pesimis bahkan sebelum memasuki halamannya.

Bagaimana tidak, bangunan panti itu nampak sudah lama kosong dan tidak terurus. Di sekelilingnya bahkan ditumbuhi rumput ilalang yang tingginya hampir mencapai satu meter.

"Biar aku saja yang turun, kau tunggu di sini". Ucap Lisa pada Jennie, dan Jennie menganggukinya.

Lisa lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar bangunan, untuk mencari seseorang yang bisa memberinya informasi.

Beruntung tidak lama datang seorang pria tua yang sepertinya dia adalah penjaga bangunan tersebut, karena dia membawa beberapa gembok di tangannya. Tanpa ragu Lisa pun bertanya padanya.

"Eum, maaf pak, apa benar ini panti asuhan Melati?".

"Benar non". Jawab pria itu seadanya.

Melihat raut wajah Lisa yang kebingungan, pria itu lantas menjelaskan.

"Bangunan ini memang dulunya panti asuhan, tapi sudah hampir 10 tahun berhenti beroperasi".

"Berhenti beroperasi?". Lisa mengulang kalimat terakhir pria itu untuk meminta keterangan yang lebih rinci.

"Iya non, panti ini berhenti beroperasi karena pengelola panti sudah tidak mampu menanggung biaya anak-anak, dan tidak ada donatur yang membantu". Balas pria tua itu penuh rasa iba. Lisa mengangguk-anggukan kepala sebagai tanggapannya.

"Eum, ya sudah pak, terimakasih informasinya".

"Sama-sama non". Jawab pria itu sebelum akhirnya dia membuka gerbang dan masuk ke dalam bangunan usang tersebut.

.

.

.

.

.

"Apa katanya hon?". Tanya Jennie begitu Lisa kembali masuk ke dalam taksi yang memang diminta untuk menunggunya.

"Panti itu sudah lama tidak beroperasi". Jawab Lisa lemah.

Jennie tidak langsung menanggapinya, tetapi dia meraih tangan Lisa lalu mengusap-usap punggungnya untuk memberinya dukungan.

"Tidak apa-apa, nanti kita cari lagi, oke". Tuturnya kemudian.

Lisa mengangguk dan sedikit tersenyum.

"Terimakasih baby".

"Sama-sama honey". Jennie membalas senyuman Lisa.

"Semangat!". Lanjut Jennie seraya mengepalkan tangan Lisa yang ada di genggamannya lalu mengangkatnya ke udara.

"Semangat!" Lisa melakukan hal yang sama.

Keduanya lalu tertawa.

Momen itu pun disaksikan oleh supir taksi yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan, karena keduanya menggunakan bahasa Korea.

IT'S ME LALISA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang