Part 3

692 63 0
                                    

          Becca dan Irin duduk dimeja kantin. Mereka duduk dalam posisi saling berhadapan sambil menikmati menu makan siang disekolah hari ini. Becky mengamati sejenak suasana kantin itu dengan sesekali menyendok sup kuah dimangkok.

       "Freen tidak mengganggumu lagi kan setelah kejadian dilift pagi tadi?"Becky bertanya pada Irin dengan suara pelan.
      "Tidak Bec, tapi aku takut jika Freen berani mendatangiku dan pastinya membahas tentangmu"jawab Irin sedikit gelisah
     "Dia bukan tipekal seperti itu Irin"sahut Becky
     "Lebih baik.. kau jelaskan saja alasanmu meninggalkan dia begitu saja"desis Irin kemudian
     "Yak kau tau Irin.. selama 6 bulan aku bersusah payah untuk menghindar darinya hingga mengorbankan waktuku bersama anak anak panti dan bibi Beer"pekik Becky serius dan Irin hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis.

          Irin tahu betul perjuangan Becky untuk menghindar dari Freen selama 6 bulan itu. Dimana Becky selama meluangkan waktunya berlatih beladiri sepulang sekolah kemudian melanjutkan kegiatan kerja part timenya diRestoran dan Coffeeshop secara bergantian..
         Dan hampir setiap malam hingga larut pun Freen tetap bersikeras untuk menunggu Becky dipanti asuhan. Bahkan Freen memberanikan diri sampai menginap dipanti asuhan hanya untuk bertemu Becky, namun semua itu nihil.. karna setelah mendengar kabar itu dari bibi Beer, Becky memutuskan sepulang dari kerja parttime dicoffeshop Ia menginap dirumah Irin dan itu terjadi selama Freen tetap pada pendiriannya ingin bertemu Becky.
          Apa Becky begitu egois menurut Freen? Semua yang dilakukan Becky semata karna perintah dan desakan dari seseorang yang jauh lebih berkuasa dibanding dirinya yang tidak memiliki apa apa, terlebih lagi Becky tidak mempunyai anggota keluarga yang utuh sekalipun. Itu sedikit menyiksanya.

      "Becky, kenapa kau melamun?"seru Irin yang mengejutkan Becky
     "Hah, tidak apa apa Irin"respon Becky dan mereka segera menghabiskan sisa menu makanan masing masing.

          Setelah selesei menikmati menu makan siang mereka Irin melambai sampai jumpa kepada Becky yang sudah berdiri didepan kelas. Kebetulan Nam yang melihat Irin, gadis sexy itu segera mengajak Irin melangkah bersama menuju kelas mereka. Namun sesuatu mengejutkan Becky yang tanpa sadar kini tangannya ditarik seseorang untuk mengikutinya menuju ruangan kosong yang terletak paling sudut pojok dari kelas lain.

       "Freen? Ishh,, Sakit"ringis Becky setelah menyadari Freen lah yang membawanya ketempat ruangan kosong itu. Sedangkan Freen mulai mengendurkan genggaman tangannya dari pergelangan tangan Becky yang terlihat memerah.
       "Sekarang hanya ada kita berdua disini Becky! jelaskan padaku sekarang"Seru Freen menatap tajam bola mata Becky, Freen seolah menuntut penjelasan kepada gadis didepannya yang selama ini selalu menggangu pikiran dan prasangka yang dialaminya selama berbulan bulan yang menurutnya tidak masuk akal baginya.

      "Tidak ada yang perlu dijelaskan.. Freen"seru balik Becky
      "Kamu bahkan tidak mengucap kata maaf padaku dan sekarang..dengan seenaknya kamu tidak mau menjelaskannya padaku Becky!"desis Freen terdengar marah
      "Maaf.. tapi aku harus kembali ke kelas" Becky membalikkan tubuhnya dan ingin membuka pintu ruangan itu. Freen dengan gerakan cepat bergegas menahan pintu itu dan menghalangi langkah Becky dengan tubuhnya diantara pintu ruangan tersebut.

      "Freen.. kita akan terlambat masuk kelas"rengek Becky
      "Aku tidak peduli" respon Freen sambil menyilangkan kedua tangannya didada kemudian memalingkan wajahnya dari Becky.
      "Kau bahkan masih membuat jantungku berdebar saat berada didekatmu Freen"bathin Becky sambil menatap wajah samping Freen yang seolah gadis itu tidak mempedulikannya, sekarang.

       "Baiklah, aku akan berteriak sekarang"ancam Becky sambil menarik napasnya dalam dalam. Sementara Freen membelalakkan kedua matanya dan menatap Becky yang mulai menutup mata mengatur pernapasannya seolah gadis itu memang benar ingin berteriak.

       "Tolo.." Tidak membutuhkan waktu lama Freen segera membungkam mulut Becky dengan bibirnya. Freen sontak mencium bibir Becky dan dalam hitungan dua detik Becky bergegas melangkah mundur untuk melepas ciuman mereka.
      "Yaa Freen.." protes Becky sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan
      "I..itu hukumanmu"Freen sedikit menjulurkan lidahnya kearah Becky kemudian segera membuka pintu ruangan tersebut dan mendahului meninggalkan Becky. Dalam perjalanannya menuju kelas Freen menahan dadanya yang terasa bergemuruh senang. Ia merasa.. walau ciuman itu tidak terpikir didalam benaknya sebelumnya, tapi ia merindukan ciuman itu.

          Didalam kelas dance Becky sesekali meraba bibirnya dengan tersenyum sendiri. William yang menyadari kedatangan Becky selama semenit tadi setelah memasuki kelas, kini memperhatikan gadis itu dengan tatapan heran dan sedikit penasaran.

      "Apa ada yang mengganggu pikiranmu Becky" suara William sedikit menyadarkan Becky dan segera menoleh kearahnya.
      "Hehe tidak Willy"respon Becky dengan tersenyum kikuk dan William hanya mengangguk kecil. Mereka kembali fokus pada tiga peserta dance yang bergerak didepan kelas disaksikan oleh guru Jirayu dan sebagian murid lain.
      "Okay lumayan untuk gerakan kalian, dan sering seringlah berlatih dibagian otot kaki kalian"jelas guru Jirayu pada tiga peserta dance tersebut.
      "Lanjut.. Lego, William dan..Becky"seru guru Jirayu pada tiga peserta selanjutnya kemudian mendapat tepukan hangat dari murid didalam kelas.
      "Aku senang bisa menyaksikan secara langsung tarian Lego, andai.. guru Jirayu memperbolehkan kita melakukan rekaman"celoteh salah satu murid perempuan dengan histeris senang menatap tarian Lego
     "Lihat! Bahkan William dan Becky bisa menyeimbangi tarian Lego, luar biasa"seru yang lain saat menyaksikan gerakan William dan Becky didepan kelas.
     "Mereka akan cocok jika ditampilkan secara bersama, menarik!"timpal yang lain.

          Freen tengah menatap kosong kearah luar jendela mobil dalam perjalanannya menuju kediaman rumah Sarocha. Sore ini sang nenek mengundangnya untuk makan malam bersama dirumah. Freen yang menyetujui permintaan tersebut hanya bisa diam selama perjalanannya yang disopiri oleh pak Man, sopir pribadi dari keluarga Sarocha.

       "Nona Sarocha"panggil pak Man sambil tetap menyetir dan melirik sekilas lewat spion tengah.
       "Iya pak Man? Oh ya, bagaimana kabar pak Man selama 3 hari ini"tanya Freen kemudian
       "Kabarku sangat baik nona"jawab Pak Man tersenyum lebar dari sisi spion tengah dan Freen ikut tersenyum memperhatikan pria paruh baya didepannya.
       "Lalu apa ada kemajuan hubungan kalian nona selama 3 hari ini"goda Pak Man pada putri majikannya sambil terkekeh kecil dan Freen menanggapinya sedikit berdeham.
       "Kita tidak tau pak Man, apa mobil ini aman untuk kita berbincang tentang itu"kata Freen segera menatap jalanan diluar jendela sedangkan pak Man kembali fokus menyetir dan mulai menambah laju kecepatan mobil tersebut.

.
.
.
BERSAMBUNG

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang