Part 12

475 43 2
                                    

VOTE & COMMENT

Kathaleeya sarocha atau biasa dipanggil hormat nyonya Sarocha menghentikan langkahnya setelah sampai ditempat ruang kerjanya. Wanita tua itu berbalik dan melihat ekspresi diraut wajah cucunya yang  menampakkan setengah kesal dan dingin.

        "Perjodohan atau pertunangan itu.. hanya lelucon kan nek?"Freen bertanya dengan suara meyakinkan dirinya, bahwa obrolan itu hanya candaan orang dewasa

        "Itu harus terjadi"sang nenek menjawab dengan suara tegas

        "Tapi nek, aku dan Nut baru bertemu kembali, setelah 5 tahun"desis Freen tidak percaya
        "Dengar cucuku, Nut laki laki dan punya status sosial yang sama dengan keluarga kita"seru sang nenek dan tiba tiba pak Man berjalan memasuki ruangan nyonya Sarocha

        "Pak Man? Kenapa disini"Freen mengernyit bingung melihat kedatangan pak Man diruangan

        "Nenek sudah tau apa tujuanmu tidak ingin sekolah di Paris, bahkan sebelum pak Man membuka mulutnya, memberi tau nenek"nyonya Sarocha menatap tajam sopir pribadinya yang terus menunduk bersalah. Kemudian kembali menatap cucunya.

         "Jika kau berani menolak pertunanganmu, nenek yang akan mengeluarkan gadis itu dari sekolah"lanjut wanita tua itu mengancam kearah Freen

        "Jadi, selama ini nenek tau Freen bersama Becky"Freen menggertak pada wanita tua itu ingin tau dan menunggu jawaban sendiri dari mulut sang nenek

        "Dia gadis miskin yang sombong, bahkan nenek memberi nominal besarpun dia menolaknya"ucap Nyonya sarocha tersenyum kecut

        "Apa nenek mengancam Becky selama ini? Apa nenek yang telah membuat hubungan kami putus selama ini?"Freen menahan sesak didadanya. Ia melangkah maju mendekati wanita tua itu dengan tetesan air mata yang sudah turun membasahi kedua pipinya.

         "Freen, dengarkan nenek! Kalian tidak mungkin bersama dan tidak ada kehidupan baru dengan gender yang sama"pungkas nyonya Sarocha dengan nada tinggi.

        "Aku tidak tau bahwa nenek begitu jahat, terlebih lagi pada orang yang aku cintai selama ini" Freen menatap kecewa pada sang nenek dan mengusap air matanya kemudian berbalik meninggalkan ruangan.

        "Ingat! Jika kau tidak menerima pertunangan ini, ancaman nenek berlaku besok"ancam wanita tua itu dan menghentikan langkah Freen sebentar sebelum akhirnya gadis itu melenggang keluar dari ruangan nyonya Sarocha.

           Nut melihat Freen berlari kecil menaiki tangga dengan wajah sedikit basah dari jauh. Ia merasa khawatir sekarang. Tidak lama kemudian Nyonya Sarocha datang kembali menemui keluarga Nut dan disusul oleh pak Man dibelakang. Wanita tua itu kembali duduk disofa dan pak Man pamit permisi dari ruang tamu.

        "Dimana Freen nek?"tanya Nut pada nyonya Sarocha

        "Tenanglah nak Nut, Freen akan kembali"jawab nyonya Sarocha terdengar rileks

        "Bagaimana pertunangan Nut dan Freen? apa kita perlu sekaliyan membahasnya disini"seru tuan Mike pada nyonya Sarocha kemudian
        "Lebih cepat, lebih baik"respon wanita tua itu dan disambut senang oleh kedua orangtua Nut.

        "Ayah, ibu.. aku rasa pertunangan itu terlalu cepat untuk kami. Bagaimanapun kami baru bertemu setelah 5 tahun. Biarkan kami melakukan pendekatan sebentar minimal selama 1 bulan kami disekolah"usul Nut mulai angkat bicara kepada kedua orangtuanya.

        "Astaga, aku baru sadar bahwa putraku dan Freen baru seminggu memasuki sekolah asrama. Bagaimana Nyonya Sarocha? Apa kita bahas setelah 1 bulan mereka disekolah?"tanya nyonya Yaya meminta persetujuan dari nyonya Sarocha.

        "Jika itu keinginan nak Nut, aku bisa apa. Setidaknya nak Nut juga ikut membuat keputusannya dalam pertunangan mereka"jawab Nyonya Sarocha kemudian menyesap secangkir teh hangatnya. Sementara kedua orangtua Nut mengangguk mengerti dan menyusul wanita tua itu untuk menikmati secangkir teh yang disediakan mereka.

              Friend keluar dari cafe bersama Irin dan Nam. Ia terkesiap saat sebuah mainan kertas pesawat jatuh dibawah sepatunya dan seorang laki laki kecil tampan menghampirinya dengan mendongak menatap Friend. Gadis itu tersenyum kemudian berjongkok memberikan mainan kertas itu pada anak tersebut.

        "Maaf tante, aku tidak sengaja"ucap anak tampan itu pada Friend sedangkan gadis itu tersenyum dan mencubit gemas pipi anak tersebut. Nam dan Irin ikut gemas dan mendekati anak itu.

        "Sayang, kau dimana?" Seorang wanita berteriak memanggil anak laki lakinya dan menemukannya bersama dengan tiga gadis cantik didepan cafe

        "Maaf, apa anakku merepotkan kalian?"tanya wanita itu pada mereka

        "Ibu!"seru anak itu pada ibunya

        "Tidak nyonya, dia anak yang baik"jawab Friend tersenyum lebar meski setelah beberapa detik kemudian Ia baru menyadari bahwa wanita itu istri dari guru Prin dan tidak salah lagi anak laki laki tampan itu pasti putranya.

        "Anak ibu sangat tampan"puji Nam menatap putra wanita itu

        "Terimakasih, kalau begitu kami permisi"pamit wanita itu sambil menggandeng putranya memasuki Cafe

        "Sebentar lagi, pasti anak tampan itu mempunyai adik.."pekik Irin memperhatikan wanita itu sebelum hilang dari pandangannya

        "Benar, dia sedang mengandung besar"sahut Nam peduli

.
.
.
BERSAMBUNG

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang