P22

477 41 9
                                    

Vote & koment

        "Ibu! kau harus ingat bahwa Freen bukanlah satu satunya cucumu"Um berteriak protes pada Ibunya Sarocha sedangkan Wanita tua itu masih duduk tenang dikursi roda menatap pemandangan luar dari jendela besar. Um yang berdiri dibelakang sang ibu mulai mengatur ulang napasnya. Pak Man berjalan masuk melewati Um sembari sedikit membungkuk hormat lalu berdiri disamping Sarocha.

        "Jangan beri izin masuk dia selama aku masih dirawat disini"perintah Sarocha pada Pak Man dengan mengabaikan keberadaan sang putri dibelakang.
        "Ibu mengusirku?"seru Um mengerti
        "Sedari kecil ibu selalu menomor satukan kakak Mario sehingga melupakan kehadiran aku sebagai putri bungsumu. Dan sekarang kau bertingkah lagi kepada cucu cucumu?"lanjut Um berteriak dan marah. Wanita itu bahkan sedikit melupakan identitasnya yang sebagai dokter dirumah sakit alih alih berteriak tidak terima kepada seseorang yang berstatus pasien. Sarocha memutar kursi rodanya dan menatap tajam kearah Um sementara pak Man hanya diam dan terus menunduk.

        "Aku menyayangi kalian. Tidak ada yang aku beda beda kan disini baik anak anakku sendiri maupun cucu cucuku"tegas Sarocha
       "Omong kosong. Apa diusia ibu sekarang ini tidak ingin sedikitpun berinstropeksi diri?"umpat Um jengkel
       "Kau dokter disini, tidak seharusnya kau seperti ini kepada pasien"desis Sarocha
       "Aku tidak berpikir sedang berhadapan dengan pasien, melainkan.. ibu yang lupa dengan salah satu anak dan cucunya!"decak Um pada sang Ibu. Sarocha merespon dengan memalingkan wajahnya dan tersenyum masam.
       "Dari dulu kau menjadi anak perempuanku yang tidak patuh, kau menikahpun tanpa restuku dan hamil diluar nikah Um"
       "Dan sekarang status kalian berpisah meski belum resmi bercerai. Suamimu selingkuh diluar sana dan kau mengalami kdrt olehnya! Apa kau sadar bahwa aku sejauh ini menyadari permasalahanmu" tutur Sarocha sembari mengatur napasnya hati hati.
       "Lalu dengan ibu mengetahui permasalahanku, apa ibu tertawa dibelakangku? Ibu menganggap ini karma untukku?"respon Um
       "Pergilah dari sini dan selama aku disini jangan pernah sekalipun menemuiku"tegas Sarocha mengusir putrinya.
        "Maaf nyonya Um, sebaiknya anda segera pergi dari sini"kata pak Man pada Um memohon dan sedikit menarik lengan Um untuk segera meninggalkan kamar Sarocha. Kemudian Um menepis tangan pak Man dan berlalu pergi.

            Beer sebelum benar benar memasuki mobil taxi, Ia memeluk kembali Becky. Anne juga berdiri disana, disamping Becky. Anne melihat ketulusan dari keduanya yang saling menyayangi satu sama lain seperti ibu dan anak pada umumnya.

       "Jangan lupakan panti Becky, sering seringlah main kesana"ucap Beer dan Becky tersenyum lebar
       "Tentu saja ibu, bagiku itu rumah pertamaku dan akan selalu menjadi paling utama bagiku"respon Becky antusias
       "Nyonya Ann, titip Becky. Jaga dia dan buatlah dia menjadi gadis yang sukses. Bagaimanapun dia adalah gadis yang cerdas dan tangguh dalam segala hal"pesan Beer pada Anne kemudian.
        "Jangan khawatir nyonya Beer, aku pasti akan menjaga dan membawanya sukses bersamaku"Anne merangkul punggung Becky dengan wajah menunjukkan keseriusan pada Beer. Kemudian Beer mulai masuk kedalam taxi.
       "Hati hati ibu, aku menyayangimu!"teriak Becky dari luar jendela sebelum akhirnya mobil taxi itu melesat pergi membawa Beer.

       "Ikutlah bersamaku Becky, karna ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan kepadamu"kata Anne dan Becky merespon dengan mengangguk patuh. Mereka bersama memasuki mobil cooper biru dan pergi meninggalkan halaman cafe tersebut.

           Friend membantu Rain keluar dari jok belakang mobil sementara guru Prin tengah menata barang belanjaan yang dikeluarkannya dari bagasi. Rain terlihat ceria pagi ini pasalnya ia baru pertama kali ikut belanja dipasar tradisional.

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang